REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Peringatan bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh 2004 silam dinilai oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla membawa rasa kesetiakawanan yang sangat hebat.
"Apapun yang dibutuhkan dari Sumatera dan Sulawesi, kita memang kalau sulit, persatuan lebih hebat pada saat kita sulit," kata JK saat memberikan sambutan dalam peringatan 10 tahun tsunami Aceh di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Jumat (26/12).
Kendati demikian, untuk terus menerus menciptakan persatuan seluruh masyarakat, Indonesia tak perlu mengalami bencana dan kesulitan terlebih dahulu. Bahkan, menurutnya saat Indonesia meminta bantuan dari dunia internasional, banyak negara yang langsung bersedia memberikan bantuannya.
"Hanya sejam. Itu kebersamaan yang luar biasa. Apapun yang kita minta dari (negara) tetangga datang, helikopter, kapal induk datang ke sini. tentara seluruh Indonesia untuk bantu bersama-sama," jelasnya.
Dalam waktu 10 hari setelah bencana terjadi, bantuan yang diperoleh pun mencapai 5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 60 triliun untuk membangun kembali kota Serambi Mekkah ini.
JK pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada sejumlah pihak yang turut membantu membangun kembali Aceh. Lanjutnya, kesulitan yang selama ini dijalani dapat diselesaikan dengan persatuan. Ia pun meminta agar seluruh warga melupakan perselisihan yang terjadi.
JK mengatakan, untuk menghilangkan rasa trauma para korban tsunami, ia pun memerintahkan agar segera membersihkan puing-puing akibat hantaman gelombang besar saat itu. "Karena masyarakat waktu itu kehilangan semangat dan trauma maka meningkatkan semangat menghilangkan bekas bencana itu," katanya.
JK pun berharap peringatan ini dijadikan pelajaran dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, yakni dengan persatuan.
"Pelajaran selesaikan masalah sulit apabila bersatu, masa depan Aceh lebih baik dari persatuan itu," kata JK.