Kamis 25 Dec 2014 17:07 WIB

Pengunjung Museum Gunung Merapi Keluhkan Fasilitas Penunjang

Rep: c 67/ Red: Indah Wulandari
PENGUNJUNG MENINGKAT. Puluhan pelajar melihat replika Gunung Merapi di Museum Gunung Merapi, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta, Rabu (20/4). Sejak erupsi Merapi pada Oktober dan November 2010 lalu, kunjungan di Museum Merapi meningkat hingga 30 persen. F
Foto: .
PENGUNJUNG MENINGKAT. Puluhan pelajar melihat replika Gunung Merapi di Museum Gunung Merapi, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta, Rabu (20/4). Sejak erupsi Merapi pada Oktober dan November 2010 lalu, kunjungan di Museum Merapi meningkat hingga 30 persen. F

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN—Museum Gunung Merapi (MGM) Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan saat musim libur tiba. Namun, masih saja terdapat kekurangan fasilitas yang membuat pengunjung kurang puas.

Bagas, pengunjung asal Puwokerto mengeluhkan kurangnya pemandu wisata. Ia mengatakan, pemandu wisata perlu diperbanyak terutama saat musim liburan. “Kalau wisata museum kan butuh pemandu biar lebih mengerti,” ujar Bagas, Kamis (25/12).

Selain pemandu, Bagas juga mengharapkan tempat duduk di dalam museum perlu ditambah. Sehingga, pengunjung usai mengelilingi museum yang terdiri dari tiga lantai tersebut bisa istirahat sejenak.

Keluhan berbeda disampaikan Sri, pengunjung asal Godean. Menurut Sri, terdapat beberapa jalan menuju MGM yang rusak. Ia mengharapkan agar pengelola memperbaiki jalan tersebut.

“Kalau akses menuju ke MGM lancar nggak ada masalah,” katanya kepada Republika, Kamis (25/12).

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala UPT MGM Suharna mengakui terdapat kekurangan seperti yang dikeluhkan pengunjung. Mengenai kurangnya pemandu, menurut Suharna saat ini MGM baru memiliki tiga pemandu.

Untuk itu, penambahan pemandu, lanjut Suharna, sedang menjadi prioritas dari MGM. Ia mengatakan, minimal MGM memiliki pemandu sebanyak tujuh orang. Sehingga pelayanan terhadap pengunjung bisa maksimal.

Perekrutan pemandu sampai saat ini masih terus diusahakan. Untuk perekrutan sendiri, kata Suharna, dilakukan dari Kabupaten atau pemerintah pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement