Rabu 24 Dec 2014 03:41 WIB

Bali Anggarkan Rp 9 Miliar Pengadaan Anti-Rabies

 Petugas Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta menyuntikkan vaksin Rabies kepada kucing peliharaan warga di Perumahan Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Rabu (3/9).   (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Petugas Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta menyuntikkan vaksin Rabies kepada kucing peliharaan warga di Perumahan Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Rabu (3/9). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Kesehatan Provinsi Bali terus melakukan pengendalian populasi anjing di Pulau Dewata untuk menekan kasus gigitan hewan tersebut dan mencegah penyakit rabies.

"Untuk mengurangi kasus gigitan dan penyebab penyakit tersebut perlu dilakukan pengendalian populasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Selasa.

Upaya pengendalian populasi anjing tersebut menjadi tanggung jawab bersama selain tugas pemerintah dan Dinas Kesehatan. Namun, perlu adanya peran serta masyarakat.

Ia mengakui tingginya kasus gigitan anjing di Pulau Dewata disebabkan karena populasi anjing masih cukup tinggi. 

Selain itu, pemberian vaksin kepada anjing peliharaan perlu dilakukan agar tidak berpotensi rabies. "Meskipun anjing peliharaan berpotensi juga membahayakan pemilik, tidak hanya membayangkan orang lain saja," tegasnya.

Selain melakukan pengendalian populasi anjing, kata dia, pemberian vaksin kepada hewan tersebut harus dilakukan untuk mencegah penyakit rabies itu.

"Meskipun anjing peliharaan. Namun, sangat berpotensi membahayakan pemiliknya dan orang lain," katanya.Pihaknya menuturkan bahwa pada Januari-Desemeber 2014 tercatat sebanyak 41.891 kasus gigitan anjing di Bali. 

Jumlah kasus tersebut sudah menurun dibandingkan dengan Tahun 2013 mencapai 44.000 kasus, dan 55.000 kasus (2012). 

"Dibandingkan tahun sebelumnya, kasus gigitan anjing menurun," ujarnya.

Selain itu, pihaknya sudah menganggarkan sebanyak Rp 6 miliar hingga Rp 9 miliar untuk pengadaan vaksin anti-rabies (VAR) Tahun 2015.

"Untuk saat ini stok VAR yang ada sekitar 18.900 vial dan mampu memenuhi kebutuhan untuk beberapa bulan ke depan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement