REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Produsen energi nonfosil Bionas Energi Indonesia (BEI) terus mengembangkan bahan bakar yang menggunakan teknologi biofuel yang ramah lingkungan.
"Bionas Energi Indonesia bekerja sama dengan Universitas Negeri Makassar membina petani tanaman jarak dalam pengembangan bahan bakar yang ramah lingkungan," kata Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Arismunandar melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (23/12).
Aris menjelaskan teknologi yang dimaksud adalah teknologi nano emulsi dan polarisasi yang kini tengah dikembangkan oleh Bionas Energi Indonesia untuk penghematan bakan bakar fosil. Menurut Aris, teknologi tersebut bisa digunakan sebagai energi alternatif yang inovatif.
Selain itu, kata dia, teknologi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan petani tanaman jarak karena hasil pertanian bisa dibeli langsung oleh Bionas.
Dia menambahkan, melalui kerjasama tersebut, pihaknya akan melakukan uji coba teknologi Bionas tersebut pada kapal, mobil, motor hingga mesin industri. "Kami ingin melakukan riset untuk membuktikan performa teknologi tersebut," katanya.
Sementara itu, CEO BEI, Hendry Widjaya menambahkan, teknologi tersebut menggunakan bahan dasar tanaman jarak. "Teknologi ini ramah lingkungan karena menggunakan komponen tanaman jarak dan air. Teknologi nano emulsi dan polarisasi ini tujuannya untuk penghematan bahan bakar fosil," katanya.
Bionas mengakui energi alternatif dari tanaman Jarak (Jatropa) bukan hal baru di dunia, termasuk Indonesia. Namun, melalui berbagai riset dan pengembangan terbaru, pihaknya yakin energi alternatif akan bisa diterima masyarakat secara luas.