Senin 22 Dec 2014 21:03 WIB

Indonesia Belajar ke Malaysia Soal Air Limbah (1)

Rep: Aidina/ Red: Damanhuri Zuhri
Air limbah pabrik keluar melalui anak sungai Cihaur, Cipeundeuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa(25/2).
Foto: Republika/Septianjar Muharam
Air limbah pabrik keluar melalui anak sungai Cihaur, Cipeundeuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa(25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PASAR MINGGU -- Di daerah sekitar pemukiman di Indonesia, air limbah rumah tangga masih sering dialirkan ke sungai atau selokan. Kebiasaan ini ternyata membuka celah bagi penyakit untuk berkembang biak.

Sebuah Badan Usaha Milik Negara Malaysia Pt Indah Water Konsorsium ternyata memliliki cara unik untuk mengolah air limbah di Malaysia.

Chief Executive Officer Pt Indah Water Konsorsium Datuk Abdul Kadir mengatakan di Malaysia air limbah sudah ditampung di satu tempat sanitasi. Setiap tempat sanitasi  yang dikelola perusahaan dalam negeri Malaysia ini bisa mengolah air limbah menjadi tiga hasil.

Pertama, air limbah yang disalurkan dari beberapa rumah dan apartemen bisa dimurnikan kembali dan mengandung nutrisi. Menurutnya air limbah yang masuk ke tempat sanitasi mengandung dua bakteri, yakni bakteri jahat dan bakteri baik.

Bakteri jahat inilah yang dimusnahkan dengan angin, panas matahari dan ikan. Kemudian bakteri baik berkembang dan menjernihkan air seperti biasanya. Air-air hasil olahan ini kemudian dialirkan ke sungai-sungai sehingga tidak mengotori sungai.

Selain itu, kata Abdul Kadir, air hasil sanitasi ini bisa diolah kembali menjadi air mineral. Kebanyakan warga Malaysia tidak menjadikan air limbah hasil sanitasi menjadi minuman.

Mereka memilih air ini untuk menyiram tanaman karena mengandung lebih banyak nutrisi. Selain air bersih tersebut, ampas dari air limbah dikeringkan dan dijadikan pupuk tanaman. Ampas-ampas ini dibagikan ke masyarakat untuk menghidupi tanaman mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement