REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Masjid Agung Ungaran (IPHI Kabupaten Semarang), menjadi korban aksi jahil pihak yang tak bertanggungjawab. Selain menjadi sasaran aksi vandalisme, sejumlah atribut masjid di Jalan Ahmad yani Ungaran, Kabupaten Semarang -- ini juga tak luput dari sasaran. “Bahkan kaligrafi ‘Allah’ yang ada di mustaka masjid ini juga raib dan diganti,” ungkap salah seorang penjaga masjid ini, Ngabdul Hakim, Senin (22/12).
Menurut Hakim, setidaknya ada tiga tulisan aksi corat- coret besar di ruang lantai tiga, masjid yang berlokasi tepat di depan rumah dinas Bupati Semarang ini. Tulisan tersebut antara lain ‘X-NZB2’, ‘X-NZB2 Siap Tempur’ dan ‘Voltavia’. Setiap bidang tulisan mencapai ukuran 80 X 250 centimeter.
Aksi corat- coret ini dilakukan pada dinding ruangan lantai tiga yang selama ini memang belum difungsikan, selain untuk ruangan penjaga masjid. “Sebenarnya, aksi corat- coret ini kami ketahui sekitar dua pekan lalu, dan telah kita laporkan kepada takmir masjid,” ujarnya.
Ia menduga, aksi ini dilakukan sekelompok remaja yang tak bertanggungjawab saat masjid tengah melaksanakan shalat Jumat. Sebab saat shalat Jumat, kondisi ruangan lantai tiga ini praktis sepi. Karena para penjaga masjid bertugas di ruang utama lantai satu dan lantai dua. “Kamar kami juga di lantai tiga ini, kalau ada yang naik ke sini pasti kita tahu. Diperkirakan mereka beraksi pada saat pelaksanaan ibadah shalat jumat,” tambahnya.
Berdasarkan penelusuran para penjaga masjid, tambah Hakim, tulisan yang ada pada tembok ruang lantai tiga masjid ini juga marak ditemukan di kawasan ruang publik di kawasan Bergas dan Bawen. Namun ia belum dapat memastikan apakah pelakunya sama atau orang lain yang masih ada kaitannya. “Tapi kami dapat memastikan huruf dan tulisannya mirip,” tambahnya.
Salah seorang takmir masjid, Marno mengatakan, sebelum adanya coretan tersebut, pihaknya juga mengeluhkan adanya kejadian pecahnya beberapa asbes dan gipsum ruangan masjid di lantai ini. Pecahnya asbes tersebut mengakibatkan gipsum dibawahnya ambrol karena terkena aliran air hujan hingga lantai utama masjid tergenang air. Asbes yang ambrol ada empat lembar ukuran 90 X 220 centimeter serta empat lembar gipsum ukuran 1,2 meter X 2,4 meter. Diduga, kerusaakan ini terjadi karena terinjak. “Bagian atap ini sudah dua kali kita perbaiki. Tapi kini tambah ada coretan di dinding,” katanya.