REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Yuddy Chrisnandi mempertanyakan kinerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Pasalnya, meski diberikan anggaran triliunan rupiah, dampak normalisasi Sungai Citarum dinilai belum mampu menyelesaikan persoalan banjir dikabupaten Bandung.
Yuddy mengatakan, masih kritisnya kondisi disepanjang daerah aliran Sungai atau DAS Citarum, menunjukan bahwa sampai saat ini kinerja BBWS masih belum maksimal. Sebab, kata Yuddy, setiap musim hujan, genangan air di beberapa daerah langganan banjir seperti di Kecamatan Baleendah, tidak kunjung membaik, bahkan cenderung semakin parah.
‘’Yah harusnya ada hasilnya. Misalnya tahun ini ketinggian air 1,5 meter, tahun berikutnya harus turun dong. kalau Ini tetap saja, malah terus naik. Berarti ini ada yang salah. Harus dilakukan evaluasi, kesalahannya dimana," kata Yuddy saat memantau lokasi banjir di Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, akhir pekan ini.
Karena itu, untuk penanganan Citarum, lanjut Yuddy, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Menteri Pekerjaan Umum (Kemenpu) Basuki. Dalam komunikasi tersebut, Yuddy diperintahkan langsung oleh Presiden Joko widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, meminta Kemenpu segera melakukan penanganan yang komprehensif.
‘’Saya diminta pak presiden dan pak wakil presiden untuk meninjau langsung kesini. Sekaligus mengkomunikasikan penanganan banjir di Kabupaten Bandung yang terus berulang setiap tahun,’’ jelasnya.
Yuddy menyatakan, penanganan Sungai Citarum beserta dampak banjirnya tersebut, harus memiliki roadmap yang jelas. Pasalnya, penanganan Citarum ini tidak bisa selesai dalam satu tahun. Namun paling tidak, penanganan tersebut harus bisa dapat menimbulkan dampak yang positif. Tidak seperti saat ini, meski diberi anggaran triliunan rupiah, namun tidak menunjukan kemajuan yang berarti. "
Anggaran triliunan ini akan dievaluasi. Dengan anggaran yang besar, tapi tidak berdampak besar. Berarti ada sesuatu yang salah," ujar politikus Partai Hanura tersebut.