REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Untuk melakukan perlindungan terhadap produk jamu dari Indonesia, tahun ini tim peneliti Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) Tawangmangu Jawa Tengah sedang mengajukan delapan paten komposisi formula jamu.
Hal itu dikemuukakan Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektronik yang dikirim ke Republika Online (ROL), Ahad (21/12). Dia mengatakan paten ini tentunya sangat bermanfaat untuk melindungi peneliti Indonesia dalam hal hak atas kekayaan.
Sebagaimana definisi paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada inventor (seseorang secara mandiri atau beberapa orang menemukan ide/inovasi atas hasil investasinya di bidang teknologi).
Kedelapan komposisi formula jamu tersebut adalah: Komposisi Formula Jamu untuk obesitas, komposisi formula jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh, komposisi formula jamu untuk hapatoprotektor, komposisi formula jamu untuk anemia defisiensi besi, komposisi formula jamu untuk batu saluran kemih, komposisi formula jamu untuk hemoroid derajat I sampai III, komposisi formula jamu untuk osteoarthritis sendi lutut, komposisi formula jamu untuk pelancar ASI.
Lebih lanjut, Tjandra mengungkapkan saat ini sudah ada beberapa paten jamu yang terdaftar di Dirjen HAKI yaitu Buah Krangean (Litsea cubeba) untuk Afrodisiaka dengan nomor pendaftaran P00201000438 (didaftarkan tahun 2010), Komposisi Herbal Penurun Tekanan Darah untuk Hipertensi ringan oleh tim peneliti Balitbangkes Tawangmangu dan tim Saintifikasi Jamu dengan Nomor Pendaftaran P00201300409 (didaftarkan tahun 2013) dan Komposisi Herbal untuk Hiperurisemia oleh tim peneliti Balitbangkes Tawangmangu dan tim Saintifikasi jamu dengan nomor pendaftaran P00201300409 (Didaftarkan tahun 2013).