Sabtu 20 Dec 2014 14:07 WIB

Dubes RI Untuk PBB Dapat Gelar Doktor Honoris Causa

Wakil Tetap RI pada PBB, Duta Besar Desra Percaya
Foto: Republika
Wakil Tetap RI pada PBB, Duta Besar Desra Percaya

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Perserikatan Bangsa Bangsa New York, Desra Percaya, mendapat gelar doktor Honoris Causa dari Universitas Birmingham sebagai pengakuan atas kontribusinya di bidang diplomasi.

"Saya terharu mendapat kehormatan dari almamater," ujar Duta Besar Desra Percaya yang sebelumnya meraih gelar master di Birmingham University, Jumat (19,12).

Upacara pemberian gelar doktor kehormatan (HC) itu dilakukan di tempat bersejarah Great Hall di Birmingham, disaksikan ratusan wisudawan lainnya dan keluarga.

Desra Percaya yang sangat konsen dengan pendidikan dalam pidato pengkuhannya dalam suatu sidang yang digelar Kamis (18/12), mengakui bahwa ia teringat akan pesan sang bunda yang mengatakan, "jika kamu ingin maju, harus melalui pendidikan".

Diplomat karier kelahiran Malang, Jawa Timur, itu pun mengutip ucapan Nelson Mandela yang pernah berkata "Pendidikan adalah senjata paling ampuh di mana Anda dapat mengubah dunia".

Diakuinya melalui pendidikan, ketidaktahuan bisa dikalahkan. Perdamaian, kemajuan dan transformasi dapat dicapai. "Itulah sebabnya kita tidak boleh berhenti belajar serta berbagi pengetahuan," ucap Desra.

"Tidak peduli apa bidang anda, pendidikan memungkinkan anda untuk mempertajam analisis dan mengembangkan solusi dengan keyakinan tak tertandingi," demikian Desra Percaya yang menjabat Dubes RI untuk PBB sejak Februari 2012.

Sebelumnya Desra menjabat Deputi Dubes RI untuk PBB di Jenewa, Swiss, sekaligus menjabat sebagai perwakilan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan organisasi international lainnya yang berpusat di Jenewa.

Di awal sambutan pengkukuhannya Dubes Desra mengakui bahwa ia sangat tersanjung dan terhormat menerima doktor kehormatan ini. "Saya berterima kasih kepada Prof Dr David Dunn sebagai mentor yang mencalonkannya" katanya. 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement