REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengeluarkan wacana untuk mengangkat Direktur Utama (Dirut) BUMN dari warga negara asing (WNA). Wacana tersebut menuai kritik dari sejumlah kalangan.
Wasekjen Partai Nasdem, Willy Aditya, menyarankan agar Menteri Rini lebih memperhatikan mekanisme keja BUMN ketimbang sibuk merekrut WNA menjadi Dirut BUMN.
"Lebih baik mengubah mekanisme kerja BUMN yang selam ini merasa tidak bersalah padahal sudah akibatkan kerugian" kata Willy, Jumat (19/12).
Menurutnya, BUMN adalah badan usaha yang harusnya mampu menambah pendapatan negara. Namun faktanya sekarang, lanjut Willy, banyak ditemui BUMN yang mengalami kerugian. Bahkan ada juga yang membutuhkan tambahan modal dari APBN setiap tahunnya.
Willy pun menyarankan, agar cara kerja BUMN harus segera diubah. Menurutnya, saat ini persoalannya bukan WNA atau WNI tetapi siapa yang mampu mencapai target yang diberikan pemerintah. "Jika tidak mampu mencapai target harus dipecat" ungkap Willy.
Namun, Willy berharap, Menteri Rini tetap harus memprioritaskan WNI untuk memegang direksi BUMN. Terutama, yang memiliki kapasitas memajukan BUMN menjadi perusahaan sehat bahkan mampu melakukan ekspansi usaha ke negara lain.
Sebelumnya diketahui, Menteri BUMN Rini Soemarno berencana akan mengangkat orang asing untuk menjadi Dirut BUMN. Pendapatnya ini pun disetujui oleh Menteri Perekonomian, Sofyan Djalil. Menurutnya, langkah ini dianggap lumrah mengingat negara lain juga melakukan hal yang sama.