REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (DPDTT) mencanangkan program bertema 'Papua sebagai lumbung pangan Nasional', melalui pengembangan industri berbasis komoditas di wilayah tersebut.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar mengatakan, potensi alam di Papua sangat bagus untuk komoditas, seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah, sagu, ubi, sayur dan buah-buahan.
“Sehingga, sangat layak dijadikan industri komoditas,” katanya dalam acara Seminar “Persiapan Desa Menghadapai Implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa” dan peluncuran Papua Circle Institute, di Jakarta, Jumat (19/12).
Menurut Marwan, program tersebut dilakukan untuk meningkatkan pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) atau nilai pasar di wilayah Papua. Sebab, meskipun laju pertumbuhan ekonomi Papua selama ini meningkat hingga 9,6 persen atau diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, peranan wilayah Papua dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) atau nilai pasar barang dan jasa secara nasional mengalami penurunan dari 2,0 persen pada 2009 menjadi 1,6 persen saat ini.
“Selain akan dijadikan lumbung pangan, kami juga akan mendorong agar dilakukan pengembangan peternakan dan tanaman non-pangan, seperti tebu, karet, dan kelapa sawit,” ujarnya.
Pihaknya juga berkomitmen akan melakukan percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) Papua melalui pengembangan pariwisata bahari. Dia menyebutkan, di Papua banyak tempat wisata indah yang sangat dijamin originalitas alamnya.
Contohnya Teluk Cendrawasih, Raja Ampat, Danau Sentai, Danau Paniai, dan beberapa tempat wisata lainnya.“Itu kan kekayaan alam yang harus terus dijaga dan dirawat untuk mendorong lebih banyak banyak lagi wisatawan," katanya.