Jumat 19 Dec 2014 13:55 WIB

Harga Premium Belum Stabil, Tukang Ojek Ketar Ketir

Rep: C15/ Red: Winda Destiana Putri
Tukang ojek menunggu penumpang
Foto: dokumentasi
Tukang ojek menunggu penumpang

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Rencana pemerintah untuk membahas ulang harga bahan bakar minyak 2015 mendatang membuat sejumlah warga was-was. Sebagian warga ketakutan akan ada kenaikan harga pada premium.

Haris (38) tukang ojek yang biasa mangkal di pertigaan Jalan Juanda mengaku khawatir dan bingung dengan kebijakan pemerintah terkait bahan bakar minyak. Haris mengatakan pemerintah mestinya tidak mengombang ambingkan masyarakat dengan harga bahan bakar minyak.

Kenaikan BBM September kemarin sudah membuat dirinya kelimpungan menentukan tarif ojek. Haris mengecam agar pemerintah lebih pro rakyat dalam menentukan sebuah kebijakan. "Wah kalau sampai naik lagi, pusing saya, rakyat kecil semakin susah," ujar Haris, Jumat (19/12).

Haris biasa mematok tarif ojek Rp 15.000 untuk jarak dekat. Itupun menurut Haris masih kerap ditawar oleh penumpang. "Hitungannya kan gak cuma sekali berangkat. Ongkos baliknya ke pangkalan juga termasuk lah," tambah pria yang tinggal di daerah Sukmajaya.

Hal yang sama juga diakui oleh Gatot (42) ia berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat. Gatot malah berharap supaya harga Premium bisa turun. Menurut Gatot banyak warga kecil yang bergantung pada premium.

Sedangkan hal berbeda dikatakan oleh Dedi (40) tukang ojek satu ini memutuskan untuk membeli pertamax. Keputusannya ini didasari oleh kualitas pertamax yang lebih bagus dibanding premium. Ia merasa selisih Rp 1.450 tak menjadi masalah, meski begitu ia juga berharap agar pemerintah memikirkan ulang rencana evaluasi harga BBM.

"Lebih bagus buat mesin. Alhamdulilah saya sih tetep masuk kok buat kebutuhan," ujar Dedi yang ditemui Republika saat sedang mengisi bensin di SPBU 34.16406 Jalan Margonda Raya.

Rencananya Pemerintah pusat pada 2015 mendatang akan mengevaluasi harga bahan bakar minyak. Evaluasi ini disebabkan banyak pihak heran dengan keputusan pemerintah yang menaikan harga BBM sedangkan harga minyak dunia sedang turun.

Harga minyak dunia sebesar 63 dolar per barel, sedangkan Indonesia menetapkan Rp 8.500 per liter untuk premium dan Rp 9.950 per liter untuk Pertamax 92.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement