Jumat 19 Dec 2014 01:07 WIB

Pengamat: Reklamasi Teluk Benoa Harus Dilihat Untung-Ruginya

Pemandangan jalan tol Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua difoto dari udara di Perairan Teluk Benoa, Nusa Dua, Bali. (Antara/Satya Bati)
Foto: Antara/Satya Bati
Pemandangan jalan tol Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua difoto dari udara di Perairan Teluk Benoa, Nusa Dua, Bali. (Antara/Satya Bati)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat maritim Hasyim Djalal mengatakan laut selama ini hanya dimanfaatkan ikannya untuk konsumsi dan ombaknya untuk surfing. Padahal jika dikelola dengan baik, laut memiliki potensi besar lainnya. Di Jepang dan Korea misalnya, laut bahkan dijadikan bandara internasional.

"Sekarang pemanfaatan potensi kemaritiman memang belum maksimal. Saat ini baru potensi ikannya saja yang dimanfaatkan, padahal di laut itu juga ada sumber daya mineral atau ruang laut untuk keperluan pariwisata," katanya.

Ia menambahkan, terkait pemanfaatan ruang laut demi keperluan pariwisata, pemerintah terus berusaha mencari area baru lainnya untuk dikembangkan.

"Tentu tidak mudah untuk mengembangkan dan memaksimalkan ruang laut yang ada. Laut-laut yang kita miliki itu cantik-cantik, dan banyak. Nah, bagaimana caranya agar menarik wisatawan datang," ujar mantan penasihat senior menteri kelautan dan perikanan itu.

Mengenai rencana pembangunan tempat wisata di Teluk Benoa, Bali, kata Hasyim, hal itu tentu harus dikaji kemungkinannya. Antara lain, dengan melihat untung ruginya. 

"Kalau menurut saya rencana revitalisasi Teluk Benoa itu banyak untungnya dari pada ruginya. Tapi harus dibuat sedemikian rupa agar lingkungan tidak rusak," kata mantan penasehat kepala staf TNI Angkatan Laut itu.

Karena, kata Hasyim, bisa saja rencana reklamasi di Teluk Benoa itu sebagai pintu masuk untuk mengelola potensi ruang laut secara efesien dan efektif yang hasilnya bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Tentunya, mendatangkan devisa bagi negara.

"Revitalisasi Teluk Benoa merupakan pintu masuk mengelola laut secara lebih modern dan menjanjikan banyak hal bagi kemajuan bangsa," ujar mantan anggota Dewan Maritim Indonesia tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement