Kamis 18 Dec 2014 23:55 WIB

Urbanisasi Turunan Kualitas Hidup

Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian terbaru mengungkapkan pada akhir abad 21, yakni tahun 2100, populasi dunia diperkirakan akan mencapai 11 miliar orang. Kota-kota di dunia akan semakin padat penduduk karena derasnya urbanisasi.

Perusahaan minyak dan gas, Shell memprediksi pada 2050, sekitar sembilan miliar orang akan tinggal di perkotaan. "Dari segi ekonomi ini bisa jadi peluang sekaligus tantangan yang sangat berat bagi sistem dan sumber daya," ujar Chief Political Analyst in the Global Business Environment team, Shell International, Cho-Oon Khong, Kamis, (18/12).

Bertambahnya jumlah penduduk yang terus meningkat, kata dia, membuat layanan kota akan semakin tidak efektif. Kota tidak dapat menyediakan fasilitas layanan infrastruktur untuk mewadahi aktivitas masyarakat sehari-hari di kota yang semakin padat.

Dia melanjutkan, masyarakat kota tidak merasa nyaman lagi tinggal dikota karena kepadatan penduduk membuat ruang kota semakin sempit. Kemacetan dan kerusakan lingkungan akan terjadi.

"Jika tidak ditangani dengan baik, urbanisasi akan memicu penurunan kualitas hidup, degradasi lingkungan, percepatan emisi gas CO2, masalah sosial dan politik. Kehidupan perkotaan membuat kebutuhan air, makanan dan energy meningkat," kata Cho-Oon Khong.

Solusi dari permasalahan itu adalah pembentukan lingkungan yang layak huni atau disebut livable city. Lingkungan layak huni menjadi kata kunci dalam perencanaan kota karena dapat menyelesaikan berbagai masalah kota yang menganggu kenyamanan.

Solusinya, menurut Cho-Oon Khong, bisa dilakukan dengan kemudahan mengakses infrastruktur seperti transportasi, komunikasi, air, dan sanitasi, makanan, udara bersih. Perumahan yang terjangkau, lapangan kerja serta ketersediaan ruang dan taman hijau.

Shell sendiri sudah melakukan riset bertahun-tahun dan mendukung terciptanya sebuah kota layak huni bagi penduduknya di masa depan. Salah satunya dengan menggunakan energi yang lebih efisien sehingga membantu melestarikan sumber daya dan mengurangi efek gas rumah kaca.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement