REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus DPP Partai Golkar dari kubu Agung Laksono memilih bersikap pasif dalam berunding dengan kubu Aburizal Bakrie. Mereka lebih memilih menunggu tawaran untuk berdialog.
"Posisi kami pasif, kami tidak menetapkan waktu khusus (untuk berunding)," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar versi Munas Jakarta Zainudin Amali, di Jakarta, Kamis.
Zainudin mengatakan pihaknya memiliki posisi yang sama dengan kubu Aburizal Bakrie. Sehingga menurut dia, pihaknya tidak memiliki alasan untuk mengajukan tawaran lebih dulu.
Saat ini, kata dia, kubu Agung Laksono telah menunjuk lima orang juru runding, yaitu Andi Matalata, Priyo Budi Santoso, Ibnu Munzir, Agun Gunandjar Sudarsa, dan Yorris Raweyai. Sedangkan juru runding dari kubu Aburizal adalah Sjarif Cicip Sutardjo dan MS Hidayat.
Zainudin mengatakan kelima juru runding kubu Agung Laksono tengah mempersiapkan agenda dan model negosiasi dengan kubu Aburizal. Zainudin optimistis perundingan dengan kubu Aburizal apabila tercapai maka akan menghasilkan dinamika baru.
Juru bicara Poros Muda Golkar Indonesia Timur Victor Abraham Abaidata mengatakan pada dasarnya Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Jakarta Agung Laksono siap menempuh jalur apapun sepanjang untuk menyelamatkan Partai Golkar dari permasalahan yang terjadi saat ini.