Kamis 18 Dec 2014 18:45 WIB

Petani Diminta tak Jual Lahan ke Perusahaan

Petani Selada
Foto: Republika/ Aditya
Petani Selada

REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA -- Petani diimbau untuk tidak menjual lahan pertanian mereka kepada perusahaan pertambangan. "Kami kembali mengingatkan para petani agar tidak mudah tergiur untuk menjual lahan pertanian miliknya ke perusahaan tambang batu bara, sebab kebijakan Pemerintah Kota Samarinda akan sia-sia jika lahan pertanian dijual dan beralih fungsi menadi lahan pertambangan," kata Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Syaharie Jaang, pada puncak Hari Tani di Samarinda, Rabu.

Jika dimaksimalkan secara terus-menerus kata Syaharie Jaang, lahan pertanian tersebut bisa menghasikan pendapatan yang menguntungkan bagi para petani itu sendiri. "Bahkan, banyak petani bisa menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tingi hanya dengan hasil bertani. Contohnya, saya yang hanya anak dari seorang petani tetapi bisa menjabat sebagai wali kota," kata Syaharie Jaang.

Pemerintah kota kata Syaharie Jaang juga terus mendukung upaya pengembangan pertanian di Samarinda, seperti memberikan bantuan mulai dari peralatan modern hingga pupuk kepada para petani. Terpenting dengan dukungan tersebut, produksi yang dihasilkan tidak sampai berlebihan karena para petani tidak mampu memasarkan hasil pertaniannya. "Saya minta agar standar hasil pertanian bisa diperbaiki, sehingga hasilnya tidak hanya dijual di pasar tradisional saja, tetapi juga bisa dipasarkan di pasar modern seperti swalayan dan mal," ujar Syaharie Jaang.

Puncak Hari Tani 2014 yang berlangsung selama satu hari itu dirangkai dengan berbagai kegiatan diantaranya, pemberian bantuan peralatan pertanian, pameran hasil produk pertanian organik hingga penandatanganan kerjasama klaster cabe antara Dinas Pertanian Samarinda bersama Bank Indonesia. Selain dihadiri kepala SKPD di lingkungan Pemkot Samarinda, puncak Hari Tani 2014 itu juga dihadiri DPRD Samarinda serta Kepala Perwakilan BI Kaltim Mawardi BH Ritonga.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement