REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dalam menghadapi persaingan global, seorang leader dituntut untuk bergerak lebih cepat dari perubahan. Hal itu dilakukan guna mencapai tujuan yang diinginkan dan siap menghadapi tantangan sertiap perubahan.
“Kondisi sekarang, market teknologi informasi (IT) sudah worldwide. Di Indonesia sendiri pasarnya berubah signifikan. Untuk itu IBM harus melakukan transforming untuk menyesuaikan perubahan itu. Kita harus memunculkan ide baru dan menganalisis resikonya,” kata CEO IBM Indonesia Gunawan Susanto, dalam ‘Leaders’s Talk-III telah berlangsung di Learning Centre Telkom University, Rabu (17/12).
Leader’s Talk menghadirkan juga menghadirkan panelis Chairman of Telkom Foundation Telkom Foundation, Johni Girsang M.Sc, Country Sales Manager QFree Dr. Harry Sungkari, dan Dekan Fakultas Informatika Telkom University Dr. Maman Abdurrahman. Acara ini dimoderatori oleh Betti Alisjahbana.
Dalam kesempatan itu, Gunawan memaparkan tentang tantangan leadership dalam menghadapi perubahan global. Kata dia, dalam menghadapi persaingan global seorang leader dituntut untuk bergerak lebih cepat dari perubahan.
Bagi Gunawan, dalam mengambil perubahan pasti ada risiko yang harus dijalani. Namun dengan visi yang kuat, akan memacu semangat untuk mencapai tujuan dan menghadapi tantangan perubahan.
“Bisnis hardware prospeknya masih bagus, namun kini bisnis IBM sedang mengarah ke teknologi cloud,” tambahnya.
Perusahaan yang berumur lebih dari 100 tahun itu memang telah mengalami pasang surut. IBM pernah mengalami penurunan performansi saat terlena dalam confortzone.
“Kita tidak bisa terus berada dalam confortzone. Bisnis tidak lagi didominasi oleh satu perusahaan, melainkan kolaborasi dengan perusahaan lain dan membentuk ekosistem bisnis,” ujarnya. Dia menambahkan, dari aspek pengembangan pemasaran, IBM mengembangkan konsep digital marketing dan media sosial.
Menurut dia, tantangan leadership tidak hanya pada urusan teknologi dan bisnisnya saja. Bagi Gunawan, tantangan pun datang dari internal organisasi. Tantangan behaviour organization, bagaimana meyakinkan seluruh individu organisasi untuk maju bersama menyikapi perubahan tersebut
“Seorang leader sebaiknya tidak otoriter kepada karyawan. Budaya organisasi di IBM mengutamakan kesetaraan, dan saling menghormati secara individu. Sehingga sebagai leader kita melakukan pendekatan secara secara individu, menghargai ide-idenya yang berdasarkan data dan fakta,” ujarnya.
Menurut Gunawan, perubahan organisasi harus didukung pula dengan perubahan sistem manajemen dan perubahan pada kompetensi karyawannya ke arah lebih baik. Karyawan yang melakukan kesalahan pun harus dihargai, asalkan kesalahan itu tidak berlawanan dengan nilai-nilai integritas.