Kamis 18 Dec 2014 07:15 WIB

Riset Batan: Masyarakat Menerima Pembangunan PLTN

Rep: niken paramitha/ Red: Taufik Rachman
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
Foto: thenewsinn.com
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil riset Batan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menujukkan masyarakat Indonesia siap menerima  pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Secara nasional hasil riset tahun 2014 menujukkan 72 persen dari 3.000 kelompok masyarakat menerima pembangunan PLTN.

Angka ini meningkat dari riset yang sama di tahun 2012 sebesar 52,9 persen dan 60,4 persen di tahun 2013. Kepala Batan Djarot S. Wisnubroto mengungkapkan hasil ini akan mendorong pemerintah untuk mempercepat pembangunan PLTN di Indonesia.

"Hasil ini akan mendorong pemerintah mempercepat pembangunan PLTN. Kalau infrastruktur sudah ada tempatnya dan masyarakatnya mendukung akan menjadi intrumen keputusan pemerintah," kata Djarot di Jakarta, Selasa (16/12).

Dari hasil survei ini diketahui masyarakat sebenarnya sudah tidak mempermasalahkan lagi tentang pembangunan PLTN di Indonesia. Hanya saja beberapa catatan yang masih dipertanyakan masyarakat adalah bagaimana kesiapan SDM, sumber daya nuklir, seberapa besar listrik uang dihasilkan, dan antisipasi penanggulangan bahaya nuklir.

Rencana pembangunan PLTN di Indonesia sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 1985. PLTN dibangun sebagai sumber energi baru untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Pembangunan nuklir belum terealisasi salah satunya karena masih ada kekhawatiran masyarakat akan bahaya nuklir.

"Ini kita pertimbangkan terakhir kali kita survei. Kesimpulannya adalah sekarang masalah sosialisasinya. Dengan meningkatnya sosialisasi pemahaman masyarakat tentang nuklir meningkat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement