REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pos Pengamatan Gunung Slamet Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gambuhan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, melarang pendaki melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet pada perayaan Tahun baru 2015 karena aktivitas gempa hembusan masih relatif tinggi.
"Meski letusan gunung sudah tidak terjadi lagi tetapi aktivitas gempa hembusan masih cukup tinggi sehingga kami mengimbau pendaki mengurungkan niatnya mendaki ke puncak gunung," kata Petugas Pengamat Gunung Slamet Desa Gambuhan, Kabupaten Pemalang, Sukedi, Selasa (16/12).
Menurut dia, intensitas hujan yang masih relatif tinggi yang mengguyur di kawasan gunung terbesar di Jateng ini sangat berisiko tinggi terhadap para pendaki yang melakukan pendakian.
Hingga kini, kata dia, status Gunung Slamet masih siaga sehingga kondisi dan situasi di kawasan gunung masih relatif membahayakan bagi para pendaki.
"Dengan status siaga maka pada radius empat kilometer dari puncak gunung harus steril dari aktivitas warga. Oleh karena itu, kami melarang pendaki melakukan aktivitas pendakian ke puncak Gunung Slamet," katanya.
Ia mengaku meski status gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Pemalang, Tegak, dan Purwokerto itu masih ditetapkan "Siaga" tetapi minat pelajar melakukan pendakian tetap relatif banyak.
"Masyarakat atau pelajar tidak memiliki kekhawatiran tinggi tetapi justru sebaliknya aktivitas ke Gunung Slamet tidak pernah sepi," katanya.
Ia mengatakan para pelajar, seperti sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas penasaran ingin melihat kondisi terkini Gunung Slamet, serta ingin mengamatinya dari pos pengamatan.
"Mereka selain berekreasi juga sekadar menanyakan tentang data catatan pengamatan Gunung Slamet," katanya.