Selasa 16 Dec 2014 00:45 WIB

Sampah Khusus Penuhi Pantai Kuta

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Erdy Nasrul
  Sejumlah wisatawan berselancar di pantai meski telah dipasangi bendera larangan berenang terkait kewaspadaan dampak Tsunami Chili, di Pantai Kuta, Bali, Kamis (3/4). (Antara/Nyoman Budhiana)
Sejumlah wisatawan berselancar di pantai meski telah dipasangi bendera larangan berenang terkait kewaspadaan dampak Tsunami Chili, di Pantai Kuta, Bali, Kamis (3/4). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung, I Putu Eka Merthawan mengatakan sampah kiriman yang memenuhi Pantai Kuta dan sekitarnya bukan sampah biasa, melainkan sampah khusus. Pihaknya menemukan sampah plastik dari ukuran dan jenis yang sama ditemukan berton-ton dalam bentangan hampir lima kilometer di bibir pantai.

"Misalnya, ada bungkus mie yang ditemukan berjejer sepanjang lima kilometer. Jika ini sampah biasa, pastinya bercampur dengan sampah organik dan plastik," kata Merthawan dihubungi Republika, Senin (15/12).

Merthawan menjelaskan, setiap tahunnya, angin musim barat yang berembus dari Sumatra dan Jawa akan membawa sampah-sampah yang bermuara ke lau selatan. Bali menjadi tempat muara paling empuk karena memiliki cekungan dan teluk terdalam. Ketika ombak berembus keras, disertai angin kencang, maka sampah-sampah yang datang pun semakin banyak.

Selama dua pekan terakhir, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung telah mengumpulkan setidaknya 80 ton sampah basah di Pantai Kuta. Volume sampah ini menurutnya belum mencapai kondisi daruratseperti dua hingga tiga tahun lalu, yaitu 200 ton per hari.

Meski demikian, Merthawan mengklaim wisatawan yang sudah pernah berkunjung di Bali sudah bisa memaklumi kondisi tersebut. Mereka rata-rata bisa menerima. Buktinya, masih banyak wisatawan yang tetap memilih Kuta sebagai destinasi wisata dan melakukan aktivitas wisata, seperti berjemur. "Pantai sedang kotor saja mereka masih mau berjemur. Apalagi jika pantainya bersih," kata Merthawan.

Pantai Kuta, Bali selalu penuh dengan sampah di pengujung tahun. Sampah-sampah itu pada umumnya adalah sampah kiriman akibat fenomena angin musim barat yang bertiup dari wilayah barat ke timur. Kejadian ini tentunya menjadi sorotan mengingat Bali adalah salah satu destinasi wisata favorit dunia. Libur panjang sekolah, Hari Raya Galungan, Kuningan, Natal, dan Tahun Baru tentunya akan menarik lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung ke Pulau Dewata. Satu lokasi dengan jumlah turis terbanyak adalah Pantai Kuta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement