Senin 15 Dec 2014 17:33 WIB

Longsor di Banjarnegara, Loncatan Tanah Mencapai 600 Meter

Rep: c67/ Red: Bilal Ramadhan
Longsor di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara
Foto: twitter
Longsor di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA— Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan assessment terhadap bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara. Hasilnya, longsor tersebut berkertinggian 100 meter dengan lebar 500 meter.

“Loncatan tanah mencapai 600 meter,” kata Wahyu Pilopo dari Fakultas Geologi UGM saat jumpa pers di Gedung Pusat UGM, Senin (15/12).

Menurut Wahyu, berdasarkan data Badan Geologi terdapat beberapa faktor terjadinya tanah longsor yaitu karena lereng yang curang hingga sangat curam. Selain itu, lapisan tanah yang sangat tebal yang dipengaruhi proses alterasi.

Kemudian, struktur geologi yang kompleks dan ditemukan banyak jalur patahan. Posisi sawah atau kebun, kata Wahyu, yang kurang sesuai.  Oleh karena itu, tempatnya memang cenderung terjadi longsor. Drainase yang buruk juga menjadi akibat dari terjadinya longsor tersebut.

Wahyu menjelaskan, banyak rumah di lokasi longsor yang berada di bawah sawah. Hal tersebut yang membuat bencana longsor di Banjarnegara mengakibatkan banyaknya korban. Ia menambahkan, intensitas hujan merupakan faktor pemicu terjadinya longsor.

Menurut Wahyu, hujan yang terjadi pada saat longsor terjadi sebesar 101,8 milimeter (mm) perhari. Padahal batas wajar hujan perhari yaitu 55 mm atau selama dua jam berturut-turut. “Situasi ini sama dengan longsor yang terjadi 2006,” katanya.

Dikatakan Wahyu, langkah pencegahan merupakan hal yang terpenting dilakukan kedepannya. Menurut Wahyu, UGM akan segera melakukan identifikasi daerah yang rawan longsor. Rappid maping data juga akan dilakukam baik melalui peta, citra satelit, dan data cuaca.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement