REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Rencana pemerintah membangun jalan bebas hambatan dari pasir koja ke Soreang atau Soroja sepanjang 13 km, ternyata mengancam lahan pertanian seluas 80 hektare. Hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi produksi pangan dan mengancam mata pencaharian para petani di wilayah yang dilewati tol tersebut.
‘’Proyek tol soroja nanti akan mengurangi lahan pertanian sebesar 80 hektar yang berada di empat kecamatan,’’ kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Pemerintah Kabupaten Bandung, Tisna A Umaran, saat dihubungi Republika, Senin (15/12).
Tisna mengatakan, lahan pertanian yang akan terancam keberadaannya ada di kecamatan Soreang, Kutawaringin, Margaasih serta Margahayu. Hal tersebut, kata Tisna, tentu saja mempengaruhi produksi padi yang sedang gencar didorong oleh pemerintah kabupaten Bandung.
"Pasti akan terpengaruh produksi pangan. Katakanlah satu hektar sawah, dapat menghasilkan lima ton gabah pertahun, artinya akan nada 400 ton gabah yang akan hilang,’’ jelasnya.
Mengenai bagaimana nasib petani yang akan kehilangan lahan untuk mata pencaharian mereka, Tisna mengaku hal tersebut tidak terlalu menjadi persoalan. Sebab, lanjut Tisna, mayoritas masyarakat yang dilalui oleh tol soroja bekerja sebagai buruh.
Berdasarkan data dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan kabupaten Bandung, Produksi pertanian selama musim tanam 2014 hingga September lalu mencapai 488.993 ton gabah kering giling atau GKG. Jumlah produksi tersebut telah mencapai 96 persen dari target tahun ini sebanyak 509.667 ton GKG.
“Masih ada sekitar 9.000 hektare sawah lagi yang siap dipanen hingga akhir tahun ini, dengan asumsi hasil 6 ton gabah kering giling atau GKG per hektare. Kami optimistis target produksi padi tahun ini bisa tercapai,” kata Tisna.