Senin 15 Dec 2014 13:27 WIB

Jabar Minim Alat Pendeteksi Bencana

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Longsor. Ilustrasi
Foto: Republika/Edi Yusuf
Longsor. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk mengantisipasi bencana yang bisa kapan pun terjadi di wilayah Jawa Barat (Jabar), koordinasi di antara pihak terkait harus ditingkatkan. Ini, penting dilakukan karena hingga saat ini alat pendeteksi bencana yang dimiliki Jabar masih minim.

"Alat pendeteksi bencana yang dimiliki Jabar masih minim, memang. Makanya koordinasi harus ditingkatkan," ujar Wakil Ketua DPRD Jabar, Abdul Harris Bobihoe, Senin (15/12).

Harris mengatakan, hampir seluruh wilayah Jabar rawan bencana. Terlebih, di musim penghujan seperti sekarang. Tingginya potensi bencana ini, tidak didukung oleh ketersediaan alat pendeteksi dini bencana.

Menurut Harris, seluruh pihak terkait di kabupaten/kota maupun provinsi harus berkoordinasi agar bencana yang terjadi bisa diantisipasi dengan baik. Bahkan, antisipasi yang baik ini harus dilakukan mulai dari tingkat bawah.

"Ini sebagai pengawasan, baiknya dari (tingkat) lurah, camat, dan seterusnya. Agar mampu mendeteksi dini,'' katanya.

Kalau ada deteksi dini, kata dia, penanggulangan bencana akan lebih cepat dan tidak banyak menelan korban. DPRD Jabar, sudah meminta pemerintah kabupaten/kota untuk melakukannya.

Dikatakan Harris, DPRD Jabar telah berkoordinasi dengan unsur terkait di tingkat provinsi, seperti Dinas Bina Marga Jabar. Koordinasi dengan organisasi perangkat daerah tersebut penting, untuk menanggulangi longsor yang rawan terjadi di Jabar. "Dan mereka sudah siap," katanya.

Selain itu, kata Harris, Ia pun telah meninjau kondisi sejumlah hulu sungai sebagai antisipasi terjadinya banjir. Di beberapa tempat sudah dilakukan pengerukan untuk antisipasinya. ''Semoga Jabar siap menghadapi bencana ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement