Jumat 12 Dec 2014 16:02 WIB

Imigran Gelap Puncak Mayoritas Pencari Suaka

Rep: c09/ Red: Hazliansyah
Imigran gelap (ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Imigran gelap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Imigran gelap asal negara Timur Tengah yang terjaring razia oleh Kantor Imigrasi Kabupaten Bogor mayoritas merupakan pencari suaka ke Australia. Keadaan negara asal yang penuh konflik merupakan alasan utama yang akhirnya membawa mereka singgah di Indonesia.

“Kebanyakan dari mereka hanya singgah di Indonesia,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kabupaten Bogor, Herman Lukman, Jumat (12/12).

Para pencari suaka tersebut menempati beberapa desa di Kecamatan Cisarua, seperti Desa Cikopo dan Desa Batu Layang. Mayoritas imigran gelap itu berkewarganegaraan Afghanistan, Pakistan, Iran, dan negara Timur Tengah lainnya.

“Beberapa dari mereka tidak dapat menunjukkan dokumen resmi sehingga terjaring razia petugas,” jelasnya.

Herman mengaku, kantor imigrasi tidak akan menghalangi proses pencarian suaka dari imigran-imigran asal Timur Tengah tersebut. Hanya saja, mereka harus dilengkapi dengan dokumen resmi dari organisasi yang memberangkatkan mereka.

Namun banyak dari mereka yang memiliki tujuan lain dengan datang ke Indonesia, seperti 20 pekerja seks komersial (PSK) asal Maroko yang terjaring razia petugas imigrasi, pada Kamis (4/12). 

Menghindari tujuan-tujuan yang tidak baik, petugas imigrasi Kabupaten Bogor kembali melakukan razia imigran gelap pada Selasa (9/12), dan berhasil menciduk delapan pria asal Afghanistan yang tak dapat menunjukkan dokumen resmi.

Mengenai fenomena nikah kontrak, Herman mengatakan, petugas selalu mengawasi dan memberi himbauan pada warga agar tidak melakukan hal itu. Status imigran hanya singgah dengan ketentuan tidak mengganggu masyarakat sekitar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement