REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) di Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, diwarnai kericuhan, Rabu (10/12). Polisi bahkan sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan massa yang terus merangsek ke balai desa setempat.
Kericuhan bermula dari kecurigaan ratusan warga terhadap panitia pilkades setempat. Mereka menilai, panitia berpihak pada salah satu calon kepala desa. Di desa itu, terdapat lima calon kepala desa yang bertarung. Dugaan terhadap keberpihakan panitia terlihat dari sikap mereka yang mendahulukan pemilih yang datang belakangan ke tempat pemungutan suara (TPS). Disinyalir, para pemilih itu pendukung salah satu calon.
Di sisi lain, ratusan warga yang mendukung keempat calon lainnya malah terkesan diabaikan. Padahal, mereka telah datang ke TPS sejak pagi hari. Namun hingga siang hari, nama mereka tak jua dipanggil panitia untuk menyalurkan haknya.
Protes dari warga semakin menjadi-jadi. Sekitar pukul 15. 45 WIB, warga yang melakukan protes dengan mendatangi balai desa semakin banyak. Tanpa dikomando, ratusan warga langsung merangsek ke tempat para panitia pilkades. Aksi tersebut berusaha ditahan oleh sejumlah petugas keamanan yang berjaga di tempat itu.
Namun, banyaknya massa membuat petugas kewalahan hingga terpaksa meminta bantuan dari petugas lain yang sudah disiagakan. Satu kompi petugas Sabhara ditambah petugas Kodim 0616 pun langsung meluncur ke lokasi tersebut.
Kedatangan petugas tambahan tak membuat massa berhenti. Mereka terus merangsek ke balai desa tersebut. Untuk menghalau massa, petugas akhirnya terpaksa menembakkan gas air mata. Massa akhirnya berhasil dibuat mundur dari lokasi. Namun, mereka mengancam agar pilkades segera dihentikan. Bahkan hingga pukul 17.15 WIB, warga yang belum sempat menyalurkan haknya memilih tetap bertahan di jalur jalan raya Desa Terusan, atau di depan balai desa.