Selasa 09 Dec 2014 19:00 WIB

Jangan Terlambat Antisipasi Perubahan Iklim

Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengingatkan masyarakat agar jangan sampai terlambat dalam mengantisipasi perubahan iklim di dunia.

"Perubahan iklim akan memberikan kerentanan terhadap makhluk hidup dalam bertahan. Perubahan suhu dunia dua derajat saja menurunkan 50 persen kesuksesan pertumbuhan benih," kata Andi di kantornya di Kemayoran, Jakarta, Selasa (9/12).

Dia mengibaratkan kerugian perubahan iklim ektsrem itu seperti manusia di bumi sebagai katak di dalam panci yang dipanaskan. "Seperti katak yang ditaruh di panci kemudian dipanaskan pancinya. Panasnya pelan tapi tiba-tiba katak terlambat meloncat keluar saat sudah panas sekali," katanya.

Hal itu, masih kata dia, kemungkinan tidak akan terjadi pada bumi jika langkah mitigasi dan adaptasi iklim dilakukan secara tepat.

Tidak adanya perubahan perilaku terhadap lingkungan hanya akan memicu perubahan iklim secara ekstrem ditandai dengan pemanasan global, kenaikan temperatur, konsentrasi karbon, mencairnya es di kutub dan meningkatnya permukaan air laut akibat mencairnya es. "Interaksi laut dengan atmosfer itu juga akan mengubah iklim meski perubahannya itu pelan-pelan sekali," kata dia.

Pendek kata, perubahan iklim disebabkan dua hal yaitu kegiatan yang memicu pemanasan global serta kenaikan temperatur bumi oleh konsentrasi karbon.

Pertumbuhan konsentrasi karbon sendiri erat kaitannya dengan luasnya lahan hijau di seantero dunia. Artinya, ketika vegetasi semakin sedikit maka jumlah karbon akan semakin banyak karena tidak akan tersaring pepohonan dan tidak diubah menjadi oksigen.

Untuk itu, Andi mengharapkan masyarakat agar sadar akan dampak perubahan iklim dan terus berupaya dalam mengurangi dampaknya. Di antaranya dengan mengurangi emisi gas buang penyebab efek rumah kaca serta mempertahankan dan atau menambah luas hutan atau lahan hijau.

Sejauh ini, sejumlah pihak dapat merasakan perubahan iklim seperti mereka yang sehari-harinya menjadi petani, petambak garam, perkebunan dan pihak-pihak yang beraktivitas tergantung dengan cuaca.

"Perubahan iklim itu terjadi dalam jangka panjang tapi dapat terjadi lebih cepat jika perilaku emisi gas rumah kaca tidak dikurangi atau dihentikan secepatnya. Kita harus bersiap dan mengingatkan jauh hari kepada masyarakat," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement