Selasa 09 Dec 2014 17:49 WIB

Pesawat TNI AU Deteksi Kapal 'Illegal Fishing'

TNI AU
TNI AU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat intai milik TNI Angkatan Udara Boeing 737 AI-7302 berhasil mendeteksi ratusan kapal "illegal fishing" yang beraktivitas di Laut Aru, pada Senin (8/12).

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto di Jakarta, Selasa, mengatakan, pesawat yang dilengkapi dengan kemampuan foto udara tersebut diterbangkan atas permintaan Kemenko Kemaritiman yang menduga banyaknya kegiatan "illegal fishing" di perairan tersebut.

 Menurut dia, Boeing 737 diterbangkan ke sasaran dengan rute Merauke-Laut Arafuru Merauke dengan nama operasi "Sayap Maleo 2014", dan berhasil merekam kegiatan kapal illegal fishing di perairan Laut Aru.

Pesawat intai yang dipiloti oleh Kapten Pnb Hendro Sukadani tersebut, kata dia, menangkap objek ratusan kapal ukuran besar tengah melakukan aktivitas mencurigakan. Setelah mengidentifikasi secara visual, terlihat bahwa kapal-kapal tersebut menggunakan bendera merah putih untuk menyamarkan identitasnya.

"Identifikasi dan hasil foto target kapal tersebut segera dilaporkan ke Kemenko Kemaritiman untuk tindakan selanjutnya," ucap Hadi.

Di tempat terpisah, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pun mengaku tak gentar menghadapi kapal-kapal pencuri ikan walau bentuknya besar, dan yakin TNI mampu menenggelamkannya.

"Mau sebesar apapun (kapalnya) kalau maling ya diselesaikan. Kalau mencuri terus, tidak ada surat-surat kemudian berulang kali diingatkan, dilepaskan mencuri lagi, ya ditenggelamkan saja," tegas Ryamizard, usai acara pengangkatannya sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir di Bumi Marinir, Cilandak, Jaksel, Selasa.

Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa sebelum kapal asing pencuri ikan ditenggelamkan, awak-awak kapal tersebut terlebih dahulu dievakuasi.

Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang salah kaprah dengan menilai kapal illegal fishing ditenggelamkan bersama awak kapalnya, tuturnya.

Ia yakin kekuatan kemaritiman Indonesia melebihi negara-negara tetangga, sehingga bisa menanggulangi pencurian ikan.

"Kapal kita cukup dibanding negara tetangga. Kita kan nomor 19 di seluruh dunia, nomor 9 di Asia Pasifik. Berarti kan di negara tetangga, kita yang baik saat ini.

Tentara dibuat untuk menjaga kedaulatan, diberdayakan harus. Ingat ya, di dunia ini ada 3 negara besar yang punya marinir yang kuat, salah satunya Indonesia," sambung Ryamizard.

Menhan mengatakan, akan terus meningkatkan keamanan kemaritiman Indonesia, mengingat perairan Indonesia yang sangat luas sehingga banyak sekali terjadinya pencurian-pencurian ikan oleh nelayan-nelayan negara tetangga.

"Ke depan juga pasti, setiap tahun pasti ditingkatkan, pasti dimodernisasikan, pasti itu, karena itu tugas kita. Hampir seluruhnya (perairan Indonesia rawan illegal Fishing), terutama di bagian Timur. Indonesia Timur itu lautnya mampu menghidupi separuh penduduk dunia, bayangkan begitu banyak ikannya," tutur Ryamizard menjelaskan.

Terkait kapal-kapal milik nelayan Vietnam yang diledakkan oleh TNI AL beberapa waktu lalu, Ryamizard memastikan hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Vietnam masih tetap baik.

Peledakan kapal dilakukan disebutnya sebagai tindakan hukum atas pelanggaran oknum nelayan di wilayah Indonesia, bukan dengan pemerintahnya.

"Kita tetap bersahabat dengan Vietnam, dengan siapa saja negara-negara Asean. Ikatan Asean tetap harus kuat. Tapi namanya maling, jangankan Vietnam, orang kita sendiri kalau maling ya ditangkap," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement