REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Pada bulan Juli lalu, Balai Arkeologi Yogyakarta dikagetkan dengan penemuan gigi besar oleh seorang warga di desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Analisis menunjukkan bahwa itu merupakan gigi Gigantopithecus blacki atau king kong yang hidup sekitar satu juta tahun lalu.
“King kong dalam sejarah awalnya, berasal dari daerah China, Tiongkok, dan Vietnam,” jelas Kepala Arkeologi Yogyakarta Siswanto, Selasa (9/12).
Gigi besar king kong di awal termuannya diteliti oleh orang Jerman pada tahun 1935Setelah terus dilakuan penelitian lebih lanjut, ternyata juga ditemukan di India. Pasca penemuan di India tersebut, kata Siswanto tidak ada lagi penelitian tentang king kong.
“Nah, baru tahun 2014 seorang penduduk di Tegal menemukan gigi raksasa itu,” kata Siswanto.
Gigi tersebut ditemukan oleh warga berupa pecahan rahang bawah. Setalah dilakukan beberapa analisis, diketahui bahwa gigi tersebut mirip identifikasi king kong.
“Ini benar-benar fenomena baru tentang keberadaan king kong di Pulau Jawa. Kebetulan, di Tegal merupakan daerah situs hewan maupun manusia purba yang ada di Jawa,” jelasnya.
Ada tiga jenis King kong atau dalam bahasa ilmiahnya Gigantopithecus yang tersebar di dunia, yaitu Gigantopithecus giganteus, G. bilaspurensis dan G. blacki. King kong yang ditemukan di Tegal merupakan jenis G blacki.
Menurut Siswanto, yang paling menonjol perbedaannya dari tiga jenis King kong tersebut, yaitu dari segi fisik. G blacki, kata Siswanto, merupakan jenis king kong terbesar.