REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sekretaris Jenderal Partai Golkar hasil Munas Ancol Zainudin Amali mengatakan pihaknya tak menutup kemugkinan untuk islah dengan kubu Aburizal (Ical) Bakrie. Menurut dia kemungkinan itu sangat terbuka demi tujuan untuk menyatukan kembali seluruh kader partai beringin.
“Pasti ada kemungkinan untuk islah. Itu terbuka, sangat terbuka untuk islah, tapi dengan syarat,” kata Zainudin kepada Republika Online, Selasa (9/12).
Anggota Fraksi Golkar ini menyebutkan syarat pertama yang harus dipenuhi adalah kedua belah pihak harus dalam posisi setara bila hendak duduk bersama memecahkan persoalan yang sedang terjadi. Kedua, kedua belah pihak menyepakati secara bersama agenda-agenda yang akan dibahas.
Tentunya agenda yang berkaitan dengan nasib partai Golkar untuk jangka panjang ke depan, dan syarat ketiga adalah tidak boleh ada pihak yang merasa dimenangkan ataupun dikalahkan. “Kalau tiga syarat ini terpenuhi, maka itu akan baik buat partai. Kalau ada satu saja yang tidak dipenuhi, perseteruan ini akan panjang,” ujarnya.
Kemarin, usai melaporkan hasil Munas Ancol ke Kementerian Hukum dan Ham, Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Agung Laksono, Priyo Budi Santoso juga menyebut untuk membuka peluang Islah dengan kubu Aburizal Bakrie. menurut dia islah adalah jalan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan konflik internal di Partai Golkar.
Namun tidak demikian dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Ical, Ade Komaruddin. Ade mengatakan DPP hasil Munas Bali menolak islah dengan DPP hasil Munas Ancol, karena ia menilai Munas Ancol tak memenuhi syarat sesuai AD/ART Partai Golkar.