REPUBLIKA.CO.ID, Oleh wartawan Republika Yulianingsih
Kota Yogyakarta merupakan Kota Pariwisata. Setiap tahun jutaan wisatawan berkunjung dan singgah di kota kecil ini. Sebagai kota pariwisata yang hanya memiliki luas 32 kilometer persegi, Kota Yogyakarta dituntut untuk terus melakukan inovasi di bidang pariwisata sehingga wisatawan akan semakin betah dan terus bertambah setiap tahunnya.
Memang tidak mudah melakukan inovasi dibidang wisata. Karena wisata menyangkut apa yang harus dilihat, apa yang harus dimakan, apa yang harus di beli (oleh-oleh) dan apa yang harus dilakukan.
Dari sisi apa yang harus dilihat (what to see), destinasi wisata terutama alam di Kota Yogyakarta tidak banyak bisa dikembangkan.
Untuk yang satu ini, lebih banyak dimiliki oleh daerah tetangga berupa pemandangan alam baik gunung, lembah maupun pantai. Namun untuk sektor apa yang harus di makan (what to eat) dan apa yang harus di beli (what to buy) Kota Yogyakarta menjadi sentra wisata di DIY.
Untuk dua aspek ini insan wisata di Kota Yogyakarta perlu melakukan banyak inovasi, baik produk oleh-oleh khas Yogyakarta maupun wisata kuliner khas Yogyakarta.
Berbagai pembinaan dilakukan oleh SKPD terkait, misal pembinaan pedagang kaki lima Malioboro baik sentra kuliner, kerajinan maupun oleh-oleh.
Begitupula untuk sektor apa yang harus dilakukan, (what to do). Inovasi destinasi wisata alam jelas tidak bisa dilakukan, namun inovasi dibidang minat wisata khusus masih bisa dilakukan. Salah satunya adalah menumbuhkan minat wisata khusus di setiap kampung di Kota Yogyakarta.
Setiap kampung di Kota Yogyakarta memiliki ciri khas masing-masing. Misalnya kampung-kampung di Kotagede menjadi sentra kerajinan Perak, Kampung Pathuk menjadi sentra makanan khas bakpia, kampung-kampung di sekitar Kraton Yogyakarta menjadi sentra batik tulis dan sebagainya.
Ciri khas inilah yang harus terus dipertahankan dan kembangkan sebagai kampung wisata. Melalui kampung wisata ini para tamu diajak untuk berinteraksi dengan ciri khas kampung yang bersangkutan melalui wisata minat khusus misalnya membuat bakpia, membuat kerajinan perak, batik dan sebagainya.
Inovasi wisata memang tidak mudah, namun tanpa peran serta masyarakat hal itu tidak akan terwujud. Menjaga predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Wisata adalah tanggungjawab bersama.
Salam Indonesia, salam Yogyakarta, salam Haryadi Suyuti.