Selasa 09 Dec 2014 06:33 WIB

Polisi Jaga Kantor Bulog, Antisipasi Serangan Massa

Pekerja melakukan bongakar muat beras Bulog di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (17/7). (Prayogi/Republika)
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja melakukan bongakar muat beras Bulog di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (17/7). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Polres Pamekasan, Jawa Timur, Senin malam, melakukan penjagaan di kantor Bulog Sub Divre XII Madura, guna mengantisipasi kemungkinan serangan massa ke kantor itu.

Menurut Kapolres AKBP Nanang Chadarusman, penjagaan tersebut dilakukan menyusul kabar sekelompok orang akan mendatangi kantor Bulog tersebut pada malam hari setelah beras jatah rakyat miskin (raskin) senilai Rp 1.8 miliar yang dikelola perum itu lenyap.

"Jadi penjagaan yang kami lakukan sebagai upaya antisipasi saja, karena mencegah tetap lebih baik. Jadi, kami mengantisipasi yang terjelek," kata Nanang di Pamekasan, Senin malam.

Kabar bahwa sekelompok orang berencana mendatangi kantor Bulog tersebut santer di kalangan masyarakat setelah pimpinan Bulog menolak menemui pengunjuk rasa pada Senin (8/12) pagi, yang meminta pimpinan Bulog bertanggung jawab atas hilangnya raskin tersebut.

"Makanya, kami siagakan personel disana, sebagai upaya antisipasi," terang Kapolres.

Sejak kasus hilangnya raskin di gudang Bulog tersebut terungkap, aksi protes dari sejumlah warga di Pamekasan terus berlangsung, baik dari kalangan LSM, organisasi masyarakat, maupun organisasi mahasiswa.

Hampir setiap hari ada aksi protes dari kelompok warga yang meminta semua pihak yang terlibat dalam kasus penggelapan raskin itu diproses secara hukum.

Penggelapan raskin di gudang Bulog Madura ini terungkap berdasarkan hasil audit internal Bulog Jatim pada beberapa gudang penyimpanan raskin di Pulau Madura, yakni di Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.

Dalam audit internal itu ditemukan terdapat selisih laporan berkas administrasi dengan stok beras yang tersimpan di gudang hingga sebanyak 1.504,07 ton lebih atau senilai Rp 1,8 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement