REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO--Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menggunakan karung berisi pasir untuk memperbaiki tanggul yang jebol akibat tekanan lumpur dari dalam kolam penampungan di titik 73 B.
Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Dwinanto, saat dikonfirmasi Senin, mengatakan, penanggulan menggunakan karung tersebut hasilnya kurang maksimal dan masih terdapat rembesan lumpur.
"Memang hasilnya kurang maksimal karena meskipun sudah ditutup, tetapi rembesan lumpur masih saja tetap keluar dan harus dilakukan penguatan terus menerus," katanya.
Ia mengatakan, perbaikan tanggul menggunakan karung pasir tersebut terpaksa dilakukan karena petugas BPLS tidak bisa mendekat ke lokasi jebolan tanggul dengan menggunakan alat berat seperti eskavator.
"Akibatnya, kami harus melakukan perbaikan secara manual untuk memperbaiki tanggul yang jebol pada pekan lalu itu," katanya.
Ia mengatakan, selain melakukan perbaikan pada tanggul yang jebol, pihaknya juga melakukan pembuatan tanggul baru yanga ada di sebelah Utara tanggul yang jebol sepanjang 1,7 kilometer.
"Kalau tanggul baru yang dibangun tersebut selesai dikerjakan maka, kalau ada luberan lumpur dari dalam kolam penampungan utama akan di tampung di tanggul baru itu," katanya.
Ia mengatakan, saat ini BPLS juga mengerahkan tiga sampai dengan empat unit kapal keruk yang digunakan untuk mengalirkan luapan lumpur di dalam kolam penampungan.
"Kapal keruk tersebut bertugas untuk mengurangi beban luapan lumpur yang meluber ke sisi utara dan rencananya akan dialirkan menuju ke Kali Porong," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan dinas pengairan setempat untuk melakukan normalisasi Kali Ketapang yang sementara itu digunakan untuk mengalirkan lumpur akibat jebolnya tanggul.
"Kami berharap langkah yang dilakukan ini bisa mengurangi beban di dalam kolam penampungan mengingat curah hujan yang terjadi di wilayah ini cukup tinggi," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika