Senin 08 Dec 2014 10:17 WIB

Video Pencambukan Santri Jombang Tersebar Luas

Rep: C03/ Red: Winda Destiana Putri
Gus Solah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gus Solah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredarnya video kekerasan terhadap tiga santri beberapa waktu lalu, membuat geger warga Jombang, Jawa Timur.

Pasalnya, kabar yang beredar di media masa menyebutkan tempat terjadinya kekerasan berupa pencambukan yang diduga dilakukan santri senior itu, terjadi di salah satu Pesantren di Kabupaten Jombang Jawa Timur. 

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang KH. Solahudin Wahid megatakan perlu adanya penelusuran lebih dalam terkait tempat terjadinya pencambukan yang disebut terjadi disalah satu pesantren di Jombang.

"Saya tidak tahu itu terjadi dimana, kelihatannya benar tapi perlu dicek juga apa benar di Jombang," tutur Solahudin Wahid saat dihubungi Republika, Senin pagi (8/12).

Menurut ulama yang akrab disapa Gus Solah itu menuturkan tindak kekerasan dalam dunia pendidikan seperti apapun tidak dapat ditolelir. Terlebih dalam kasus video itu menayangkan pencambukan santri  disalah satu pesantren yang disaksikan oleh puluhan santri lainnya.

"Kalau menghukum itu baik mestinya hukumannya mendidik tidak seperti itu," katanya.

Gus Solah menuturkan tindakan hukuman cambuk terhadap santri yang diduga sebagai hukuman atas pelanggaran tertentu bukanlah hal yang tepat, terlebih hukuman dengan kekerasa kata Gus Solah telah melanggar undang-undang.

"Dimasyarakat sudah ada hukum KUHP, itu saja yang kita pakai. Kalau mau memperjuangkan hukum itu silahkan di DPR tapi selama hukum itu belum berlaku, jangan dipakai," terangnya.

Dengan adanya peristiwa tersebut, bukan berarti pesantren-pesantren di Indonesia banyak yang masih menerapkan metode hukuman dengan kekrasan terhadap santri.

"Kita tidak bicara Islam, kita bicara negara,  pesantren atau sekolah dimanapun di Indonesia ini tidak boleh memberlakukan hukum itu, kecuali mungkin di Aceh," tuturnya.

Video berdurasi 5 menit 21 detik  yang menyebar melaui ponsel warga itu menayangkan pencambukan yang diduga dilakukan oleh santri senior kepada santri juniornya. Dimana tiga orang santri junior diikat disebuah pohon kemudian mendapat cambukan sebanyak 35 kali dengan menggunakan rotan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement