REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA -- Tim gabungan yang dikoordinasi oleh Basarnas mengubah strategi untuk menemukan keberadaan pesawat Elang Air yang jatuh di perairan laut Minahasa Utara, Sulawesi Utara pada Selasa (2/12) lalu.
"Kami mendapat kendala di hari keenam pencarian pesawat oleh karena cuaca sejak pagi hingga sore tidak memungkinkan," ujar Kepala Kantor SAR Manado, Marsono di Minahasa Utara, Ahad (7/12).
Dia mengatakan, alat pendeteksi bawah laut kesulitan mendapatkan titik keberadaan pesawat tersebut. "Arus bawah laut sangat kencang, sehingga alat yang digunakan ikut terbawa arus sehingga sulit mendeteksi," katanya.
Hari keenam proses evakuasi, kata Marsono, belum menemukan hasil maksimal.
Untuk mengantisipasi arus kencang diperairan Minahasa Utara lokasi jatuhnya pesawat kata Marsono, pihaknya akan mengubah strategi. "Besok kita persiapan sejak pukul 05.00 Wita. Kami berharap cuaca besok akan memungkinkan penemuan bangkai pesawat dan juga dua korban," katanya.
Marsono mengisyaratkan, jika tidak menemukan hasil maka operasi tersebut akan dihentikan pada Senin (8/12). "Sesuai prosedur dan aturan serta undang-undang yang berlaku, hari ketujuh sebagai hari terakhir operasi pencarian pesawat jatuh," katanya.