Ahad 07 Dec 2014 09:26 WIB

Ini Harapan Jokowi Terhadap Perfilman Indonesia

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap film-film Indonesia lebih mengangkat tema persoalan-persoalan bangsa. Jokowi menilai film seharusnya tidak terpisah dari masalah dan realitas di masyarakat.

"Semoga film Indonesia tidak terpisah dari persoalan-persoalan bangsa dan masyarakat. Tidak mengasingkan generasi muda-nya terhadap sejarah dan realitas kekinian bangsanya," tulis Jokowi di akun Facebooknya.

Ia menilai film adalah bagian dari kerja budaya, dan sejarah kesenian sebuah bangsa. Jokowi mengaku, ia ingin sekali di Indonesia hadir film yang mampu menyodorkan kesadaran akan problem-problem sebuah bangsa dan masyarakat.

"Film yang baik adalah film yang mencerahkan, dimana setelah penonton menyaksikan film itu jiwanya puas, dan adegan dalam film itu menjadi pintu kenangan bagi kehidupannya, itulah film yang mampu mengembangkan daya hidup," katanya.

Jokowi mengatakan ia sangat menyukai film-film Indonesia. Ia kemudian menyebutkan film-film favoritnya sejak muda dulu, yakni film Rano Karno "Gita Cinta Dari SMA" dan sequel-nya "Puspa Indah Taman Hati".

"Begitu meledak dan disukai masyarakat, ada romantikanya dan ada unsur realisme yang berkembang secara dialektis di masa itu," katanya.

Jokowi juga mengaku menyukai film-film buatan Teguh Karya. Ia menilai film karya Teguh Karya mampu menghentak kesadaran masyarakat, membongkar penindasan terselubung dalam hubungan kemanusiaan seperti feodalisme, patriarki dan sistem masyarakat yang mendewakan jabatan dan materi.

Ia pun menyebutkan film-film Teguh Karya yang menjadi favoritnya adalah 'Dibalik Kelambu', 'Badai Pasti Berlalu', 'November 1828', 'Ponirah Terpidana' atau 'Ibunda'.

"Itu merupakan karya raksasa dari Pak Teguh Karya yang menurut saya punya mutu kontemplasi tinggi dalam menjelaskan problem-problem di masyarakat, persoalan keluarga bahkan menyingkap sejarah seperti film "November 1828" yang merupakan titik balik kekalahan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa 1825-1830 setelah Belanda melakukan strategi perang Benteng Stelsel," jelasnya.

Jokowi berharap diwaktu mendatang akan kembali muncul film-film yang mengangkat tema persoalan-persoalan bangsa. Ia pun menyintir sebait sajak WS Rendra yang berjudul Sebatang Lisong.

"Apalah artinya renda-renda kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apalah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement