Jumat 05 Dec 2014 15:44 WIB

Menristekdikti Ingin Buat Taman Nuklir

Rep: Niken Paramita/ Red: Julkifli Marbun
Rancangan PLTN Nuklir Vietnam (ilustrasi)
Foto: blogs.ft.com
Rancangan PLTN Nuklir Vietnam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Dikti (Kemenristekdikti) ingin buat taman reaktor nuklir sebagai sarana edukasi masyarakat tentang teknologi nuklir. Menteri Riset, Teknologi dan Dikti, M Nasir, menyebutnya sebagai laboratorium daya eksperimen. Dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) ditunjuk sebagai pengelolanya.

"Energi nuklir selama ini ditentang oleh masyarakat karena itu saya ingin membuktikan Batan mampu menghasilkan energi yang baik," kata Nasir disela peringatan hari jadi Batan ke-56 di Serpong, Tangerang, Jumat (5/12).

Selama ini Nasir menambahkan, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan berbahaya. Rencana pembangunan reaktor nuklir pun selalu mendapat pertentangan.

Karena itu, Nasir ingin Batan bisa membangun laboratorium ini sebagai tempat yang menyenangkan, dengan menjadikannya sarana belajar sekaligus sarana rekreasi (tourism).

"Bangun reaktor sebagai laboratorium dibuat untuk tourism, masyarakat bisa menyaksikan teknologinya dan betul-betul menarik. Yang penting safety, secure, dan efisien," ujar Nasir.

Nasir menambahkan, rencananya laboratorium akan dibangun dengan kapasitas sebesar 10-20 mega watt. Dan mulai dibangun pada 2016 dan selesai pada 2017 mendatang. Laboratorium dibangun di wilayah Serpong, Tangerang, dekat dengan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek).

"2017 harapannya sudah selesai. Kalau sudah selesai itu kita tinggal uji coba dan kita edukasi ke masyarakat," katanya.

Nasir menjelaskan, pembangunan laboratorium daya eksperimen ini merupakan tahap awal dari rencana pembuatan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Nasir berharap rencananya ini tidak meleset karena inisatif ini sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Kemenristekdikti.

"Kita berharapnya cepat, kami (kementerian) ingin membuat semuanya menjadi mudah. Jangan ada regulasi yang menjerat karena sudah masuk RPJM Kementerian Riset, Teknologi, dan Dikti," katanya.

Kepala Batan Djarot S. Wisnubroto sebelumnya menyebut laboratorium ini sebagai reaktor daya eksperimen. Penyebutan kata reaktor oleh Nasir masih dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan digantinya dengan kata laboratorium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement