Jumat 05 Dec 2014 16:12 WIB

Tahun 2015 Seluruh Desa di DIY Punya Perpustakaan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mencari buku di perpustakaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mencari buku di perpustakaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Saat ini masih ada 86 desa di DIY yang belum mempunyai perpustakaan. Untuk itu tahun 2015 sudah dianggarkan dana untuk perpustakaan di 86 desa.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY Budi Wibowo pada wartawan, di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (5/12).

 

Anggaran tersebut sebesar Rp 3,2 miliar dari APBD DIY untuk membeli rak dan buku-buku. Sedangkan perpustakaan desa yang telah ada sebagian besar anggarannya dari pemerintah pusat.

"Semula hanya dianggarkan untuk 30 perpustakaan desa tetapi kami minta untuk 86 perpustakaan desa,’’ kata dia. Setelah semua desa mempunyai perpustakaan diharapkan tahun 2016 semua perpustakaan desa bisa online dengan Jogja Library for All.

Sebenarnya Jogja Library for All sudah aktif sejak 2006 tetapi lebih banyak untuk melihat keberadaaan koleksi buku itu ada di perputakaan mana. Sampai saat ini anggotanya 35 perpustakaan dan kebanyakan dari perguruan tinggi.

"Tahun ini sedang dilakukan redesain Jogja Library for All agar ada koleksi yang bermanfaat dan bisa dinikmati oleh masyarakat termasuk masyarakat desa seperti bagaimana beternak, membuat kerajinan dan sebagainya.

Lebih lanjut dia mengatakan  masih ada sekolah di DIY yang belum memperhatikan perpustakaan. Bahkan perpustakaan belum representatif dan berada di dekat WC sekolah.  Padahal aturannya sebanyak lima persen dari biaya operasional sekolah itu harus untuk perpustakaan. Tetapi kebanyakan tidak direalisasikan.

"Karena itu kami mengirim surat kepada Bupati/Walikota dan Kepala DInas Pendidikan Kabupaten/Kotaagar sebesar lima persen dari anggaran operasional pendidikan  untuk perpustakaan harus direalisasikan  karena inii amanat Undang-Undang,’’ ujarnya.

Di bagian lain dia mengatakan agak terkejut mendengar Karta Pustaka tutup. Sehubungan dengan hal itu BPAD DIY akan mengakuisi koleksi Karta Pustaka yang masih ada, misalnya ensklopedia dan sebagainya. ''Namun sebagian besar koleksi Karta Pustaka sudah dihibahkan ke Fakultas Ilmu Budaya dan Kolosani Santo Ignatius,''kata Budi.

Jadi, lanjut dia, dari koleksi Karta Pustaka yang akan dikoleksi oleh BPAD DIY adalah koleksi yang bermanfaat untuk masyarakat dan tidak diakuisisi oleh Fakultas Ilmu Budaya UGM dan Kolosani Santo Ignatius .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement