Kamis 04 Dec 2014 17:39 WIB

Jakarta Bisa Hasilkan Sampah 6.500 Ton per Hari Saat Musim Hujan

Rep: C07/ Red: Bayu Hermawan
  Petugas kebersihan memungut sampah plastik di Sungai Ancol, Jakarta Utara, Ahad (23/11). (Republika/ Wihdan)
Petugas kebersihan memungut sampah plastik di Sungai Ancol, Jakarta Utara, Ahad (23/11). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, GAMBIR -- Kepala Dinas Kebersihan DKI, Saptastri Ediningtyas mengatakan saat musim hujan DKI Jakarta berpotensi menghasilkan sampah sebanyak 6500 ton per harinya.

Potensi sampah tersebut berasal dari sampah rumah tangga yang menyebar di 13 bantaran kali di Jakarta, yaitu kali Mookervart, kali Angke, kali Pesanggrahan, kali Grogol, kali Krukut, Kali Baru, kali Ciliwung, kali Baru Timur, kali Cipinang, kali Sunter, kali Buaran, kali Jati Kramat, dan kali Cakung.

"Sampah yang masuk ke sungai, kali, danau, waduk, dan situ sekitar 90 persen  dari saluran PHB yang berasal sampah rumah tangga dan pasar di sekitar aliran sungai atau waduk, sisanya dari alam seperti pohon dan ranting," kata Tyas sapaan akrabnya kepada Republika, Kamis (4/12).

Ia mengatakan di Jakarta terdapat 41 sistem sungai dengan jumlah sebanyak 141 sungai di Provinsi DKI Jakarta. Untuk penanganan sampah sungai kali di Jakarta dengan mengikuti aliran sungai yang dibagi dalam tiga sistem aliran, yaitu wilayah Barat terdiri atas 11 sistem sungai, yaitu sebanyak 22 sungai dan 2 saluran PHB dengan panjang 91.750 meter, lebar 452,8 meter, luas 1.613.238 meter persegi.

Kemudian wilayah tengah terdiri atas 18 sistem sungai, yaitu sebanyak 42 sungai dan 16 saluran PHB dengan panjang 159.155 meter, lebar 884,7 meter, luas 2.742.457,5 meter persegi.

Sementara untuk wilayah timur terdiri atas 12 sistem sungai, yaitu sebanyak 31 sungai dan 23 saluran PHB dengan panjang : 162.185 meter, lebar  632,35 meter, luas 2.281.155 meter persegi. "Jadi, total luas lahan pembersihan sampah seluas 663,59 Hektar," katanya.

Namun, tidak semua sampah tersebut dapat terangkut ke tempat pembuangan sampah terakhir Bantar Gebang. Ia menjelaskan pada musim kemarau sampah yang terangkut sekitar 180 sampai 220 ton per hari, sedangkan pada musim hujan sekitar 240 sampai 280 ton per hari.

"Nantinya pengangkutan sampah akan dilakukan menggunakan gerobak dorong atau gerobak motor ke TPS atau Dipo terdekat sertaTPS Mobile yang selalu berkeliling, kami juga akan mengerahkan sebanyak 7284 petugas kebersihan," jelasnya.

Untuk lokasi rawan sampah sungai ada sebanyak 250 lokasi dengan rincian di sistem aliran wilayah Barat sebanyak 58 lokasi, sistem aliran wilayah Tengah sebanyak 75 lokasi, dan sistem aliran wilayah Timur sebanyak 117 lokasi.

Tyas menjelaskan, kendala yang dihadapi adalah karena sebagian besar warga masyarakat masih belum sadar untuk tidak membuang sampah di sungai dan waduk. Kemudian banyak jembatan dengan konstruksi penyangga yang rendah sehingga harus diperbaiki supaya tidak menghambat aliran sungai untuk memudahkan perawatan.

"Sarana dan prasarana penanganan sampah sungai, kali, danau, waduk, dan situ perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Banyak juga TPS ilegal di area bantaran sungai dan waduk," ucapnya.

Ia pun menambahkan terbatasnya dukungan masyarakat serta pengusaha untuk ikut serta dalam penanganan sampah sungai walaupun sebenarnya sebagian besar sampah tersebut merupakan dampak dari usahanya.

Adapun jumlah saluran penghubung (PHB) di Jakarta sebanyak 1.085 saluran, yaitu 180 saluran PHB di Jakarta Utara, 513 saluran PHB di Jakarta Barat, 163 saluran PHB di Jakarta Pusat, 109 saluran PHB di Jakarta Timur, 120 saluran PHB di Jakarta Selatan. Jumlah danau, waduk, dan situ di Jakarta sebanyak 76 buah, yaitu 15 di Jakarta Utara, 12 di Jakarta Barat, 3 di Jakarta Pusat, 30 di Jakarta Timur, 16 di Jakarta Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement