REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemecatan terhadap Agung Laksono cs dinilai justru akan mempertajam dan memperkeruh kisruh di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
"Apalagi Agung Laksono cs tetap akan melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar tandingan pada Januari 2015 di Jakarta," kata Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, Kamis (4/12).
Ia mengatakan demikian terkait pemecatan terhadap Agung Laksono cs dalam Munas Golkar di Bali dan nasib partai penguasa Orde Baru itu ke depan.
"Menurut saya, memilih ARB sama dengan menjerumuskan Golkar dalam pertikaian tanpa akhir, apalagi Munas Bali justru memakan korban dengan pemecatan terhadap Agung Laksono dan kawan-kawan. Ini akan mempertajam dan memperkeruh kekisruan dalam tubuh partai golkar," kata Ahmad.
Dia mengatakan, jika Agung Laksono dan kawan-kawan yang tergabung dalam Tim Penyelamat Partai Golkar tetap menggelar Munas pada 2015 mendatang, maka dapat dipastikan nasib Golkar akan sama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang saling gugat di pengadilan.
Salah satu keputusan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar adalah memecat 17 kader dari anggota dan mencabut hak kepengurusan periode 2014-2019 serta melakukan pergantian untuk mereka yang menjadi anggota DPR.
Adapun kader Golkar yang dipecat adalah Ace Hasan Syadzili, Lamhot Sinaga, Melchias Markus Mekeng, Andi Sinulingga, Lawrence Siburian, Agun Gunandjar Sudarsa, Leo Nababan, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Yorrys Raweyai, dan Ibnu Munzir.
Selain itu, Djasri Marin, Zainudin Amali, Ricky Rahmadi Kusumonegoro, Juslin Nasution, Agus Gumiwang, dan Nusron Wahid. Pemecatan diberikan karena mereka dianggap tidak memenuhi perintah partai. Salah satunya membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar.