Kamis 04 Dec 2014 00:40 WIB

Tolak Hamas, HTI Nilai Pemerintah Takut Berlebihan

Rep: CR05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Ketua DPR Setya Novanto (kedua kanan) didampingi Wakil Ketua DPR Fachri Hamzah (kedua kiri) menyalami Kepala Biro Politik Hamas Abu Umar Muhammad (kanan) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/11). (Antara/Yudhi Mahatma)
Ketua DPR Setya Novanto (kedua kanan) didampingi Wakil Ketua DPR Fachri Hamzah (kedua kiri) menyalami Kepala Biro Politik Hamas Abu Umar Muhammad (kanan) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/11). (Antara/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, HTI Sebut Penolakan Kantor Hamas, Indikator Pemerintah Persulit Palestina

JAKARTA--Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menyayangkan penolakan pendirian kantor perwakilan Hamas Palestina di Indonesia oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Menurut dia, alasan penolakan tersebut tidak jelas dan malah berlebihan. "Katanya takut menimbulkan konflik, lah konflik apa tidak jelas. Penolakan ini tidak beralasan kuat, hanya ketakutan berlebihan," ujar Ismail kepada ROL, Rabu (3/12).

 

Menurut dia, menerima Hamas tidak akan menimbulkan masalah. "Ini hanya persoalan biasa layaknya kantor-kantor perwakilan negara lain yang ada di Indonesia," kata dia.

Sebab, kata dia, Hamas juga merupakan organisasi absah dan berkuasa di Palestina. "Apa mau mengikuti barat yang menganggap dia (Hamas) teroris?," kata dia.

 

Dilanjutkan dia, kemerdekaan Palestina tidak bisa terlepas dari peran Hamas. Oleh karena itu, bila pemerintah malah menolak, justru ada indikasi abai terhadap persoalan tersebut.

Kemerdekaan Palestina menurutnya bisa ditopang oleh kekuatan Hamas yang proporsional. "Jadi apa susahnya kita terima. Menolak Hamas berarti mengabaikan realitas. Penolakan ini aneh, justru akan mempersulit Palestina," kata dia. CR05

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement