Rabu 03 Dec 2014 20:37 WIB

MUI Tampik Kabar Din Masuk Daftar Teroris

Rep: C14/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Din Syamsudin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Din Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah artikel media Al-Mashad Al-Yemeni menyebut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, sebagai salah seorang teroris yang membahayakan umat Islam Indonesia. Sehubungan dengan berita itu, Junaidi, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, memberikan klarifikasi. Menurut Junaidi, berita dari media massa di Hadramaut, Yaman, itu tidak benar.

"Sebab, berita itu tidak punya dasar dan bukti sama sekali," ungkap Junaidi saat dihubungi ROL di Jakarta, Rabu (3/12).  Junaidi melanjutkan, pada Selasa (2/12) lalu, MUI menerima kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert O Blake Jr, dan Mantan Duta Besar AS, Scot Marciel.

Kepada keduanya, MUI menjelaskan, tuduhan media itu tidak dapat dibenarkan, baik dari segi politik maupun normatif. Sebab, berita tersebut dilansir oleh Kementerian Luar Negeri AS. Baik Blake Jr maupun Marciel, kata Junaidi, menerima penjelasan MUI demikian dan memastikan, artikel dari Al-Mashad Al-Yemeni tidak lebih sebagai kebohongan belaka.

Selanjutnya, pada kesempatan yang sama, Junaidi juga menyampaikan, MUI sudah menyelenggarakan Forum Ukhuwah pada tanggal 7 Agustus 2014. Dalam forum tersebut, MUI mengeluarkan beberapa rekomendasi, antara lain bahwa gerakan radikal seperti ISIS tidak sesuai dengan watak sejati agama Islam.

Sebab, ISIS mengutamakan kekerasan, seperti penghancuran rumah ibadah dan perampasan tanah. Selain itu, kata Junaidi, ISIS memiliki grand design yang hendak meruntuhkan negara-bangsa di seluruh dunia. Padahal, umat Islamlah yang memperjuangkan lahirnya negara sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme.

"Dan Pak Din Syamsuddin sebagai tokoh nasional sekaligus internasional bertolak belakang dengan radikalisme agama. Bahkan, Pak Din giat menyuarakan Islam yang rahmatan lil 'alamin," ujar Junaidi.

Mendengar penjelasan demikian, kedua pihak dari Kedutaan AS tersebut memahami. Apalagi, lanjut Junaidi, belakangan ini Din Syamsuddin menerima penghargaan dari pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) atas jasanya menyebarkan perdamaian agama melalui jalan budaya.

"Maka sudah jelas, tidak ada alasan sama sekali menganggap Pak Din sebagai ancaman atau bagian dari terorisme dunia," ujar Junaidi.

Lebih jauh, Junaidi menyatakan, tokoh Indonesia yang dilabeli teroris tidak hanya Din Syamsuddin. Media Al-Mashad Al-Yemeni juga menyatakan Mantan Menteri Sosial RI, Salim Assegaf Al Jufri, dan Wakil Ketua Komisi Luar Negeri MUI, Zaitun Rasmin, juga disertakan sebagai teroris. Menurut Junaidi, tuduhan ini sengaja diciptakan dan disebarluaskan oleh kalangan tertentu demi memecah belah umat Islam, khususnya di negara-negara yang terkenal dengan Islam moderatnya.

"Kita tahu, kelompok seperti ISIS sangat menguasai bidang media dan teknologi informasi," kata Junaidi.

Junaidi lantas menduga, berita bohong ini sengaja dibuat untuk menciptakan ketakpercayaan di kalangan muslim moderat terhadap para tokoh pemimpin. Atau, kalangan radikal yang kini sedang terdesak oleh serangan militer ini hendak menciptakan distraksi atau opini publik di kalangan masyarakat muslim moderat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement