REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kapal nelayan Korea Selatan, Oryong 501, tenggelam di Laut Bering, Rusia pada Senin (1/12). Kementerian Luar Negeri RI membuka hotline di area Petropufslock, Rusia untuk mengumpulkan informasi.
"Kita pagi ini sudah meminta teman-teman untuk berhubungan dengan imigrasi kita, untuk melacak keluarga dari korban dan sudah mulai melakukan komunikasi dengan keluarga," kata Menlu RI Retno Lestari Priansari Marsudi, Selasa (2/12).
Pihaknya berupaya membangun komunikasi dengan tim di Seoul serta di Moskow yang tengah menuju ke lokasi kecelakaan.
Ia berharap dengan dibangunnya hotline dapat membantu keluarga terutama untuk mendapatkan informasi kondisi WNI di Rusia.
Menurutnya, untuk penyelamatan para korban terkendala oleh masalah cuaca. Berdasarkan informasi Kemenlu, dari 60 korban yang tenggelam sebanyak 35 orang di antaranya merupakan WNI. Sebanyak tiga orang WNI itu dilaporkan berhasil diselamatkan.
"Saya tanya bagaimana kondisi tiga WNI, mereka bilang belum tahu kondisinya, karena timnya baru akan meninggalkan Korea Selatan dan kemarin kita berusaha untuk melakukan komunikasi di lapangan, tampaknya masih ada kesulitan," jelasnya.
Retno mengatakan, para korban merupakan pekerja resmi. Meskipun begitu, ia mengaku belum mendapatkan informasi yang lebih detail.
Sebelumnya, dilaporkan kapal nelayan Korea Selatan, Oryong 501, tenggelam di Laut Bering, Rusia pada Senin kemarin. Kapal tersebut membawa 62 kru kapal termasuk seorang inspektor asal Rusia dan 11 orang Korea Selatan. Sebanyak 13 orang lainnya berasal dari Filipina dan 35 orang asal Indonesia.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea, Oryong 501 terdampar di perairan dekat Rusia. Kapal tersebut tenggelam di sekitar semenanjung Chukotka di timur Rusia.