REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN dan Kemenpupera bakal membentuk Tim Teknis untuk pengembangan pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni yang terintegrasi dengan jalan tol Bakauheni-Palembang.
"Tim Teknis akan melibatkan PT ASDP Indonesia Ferry, PT Hutama Karya dan PT Jasa Marga," kata Menpupera Basuki Hadimuldjono, usai bertemu dengan Menteri BUMN Rini M Soemarno, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (1/12).
Menurut Basuki, pengembangan pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni sejalan dengan penundaan pembangunan Jembatan Selat Sunda.
"Kita harus lebih baik melayani penyeberangan dengan memperbanyak dermaga di Merak maupun Bakauheni, agar pelayanan dapat lebih baik lagi," ujarnya.
Tim Teknis ini juga untuk memastikan sinergi ASDP dan kesiapan Hutama Karya dan Jasa Marga, karena sesuai dengan Perpres Hutama Karya yang ditugasi membangun jalan tol dapat bekerja sama dengan Jasa Marga.
Ia menjelaskan, pelabuhan penyeberangan tersebut nantinya terkoneksi dengan jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Palembang sepanjang 500 km.
"Tol Bakauheni-Palembang konstruksinya mulai 2017-2018," ucap Basuki.
Pembangunan jalan tol Trans Sumatera sepanjang 500 km dalam waktu 5 tahun meliputi tol Bakauheni-Babatan, Babatan-Tegineneng, Tegineneng-Terbangi Besar, Terbagi Besar-Pematang Panggang, Pematang-Indralaya, Indralaya-Palembang.
Terkait pendanaan Basuki menuturkan, akan mendapat bantuan dana dari APBN ataupun Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
"Tingkat IRR sekitar 8 persen, karena itu ada bantuan APBN/PIP. Walaupun IRR-nya kecil, namun secara ekonomis bagus," ujarnya.
Adapun total investasi untuk ke enam ruas tol tersebut mencapai sekitar Rp45 triliun, dengan target penyelesaian 2019.