REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama mengaku telah melakukan investigasi terhadap kasus indikasi Kristenisasi di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan hasil investigasi, Kemenag menemukan tiga fakta terkait indikasi kristenisasi terhadap warga muslim di kawasan tersebut.
“Ada tiga temuan. Pertama memang ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan agama. Itu tidak bisa dipungkiri, itu memang ada,” ujar Sekjen Kemenag, Nursyam kepada Republika, Senin (1/12).
Selain itu Nursyam menyatakan, kegiatan seperti itu dilakukan secara terang-terangan dan tersembunyi. Salah satu mata rantai kegiatan tersebut terjadi di Kawasan Monumen Nasional dan Car Free Day di Jalan Thamrin 2 November 2014. “Di sana ada penyebutan Tuhan dan seterusnya,” ujar dia.
Temuan kedua, mobilisasi massa dari Sentul, Bogor didanai oleh CSR salah seorang pengusaha di kawasan Sentul, Bogor. “Upaya-upaya yang diakukan adalah pengerahan massa yang disponsori pengusaha itu,” ujar dia.
Ketiga, ternyata setelah di Monas ada kegiatan seperti itu. Itu tidak bisa dipungkiri bahwa ada penyebutan nama Tuhan (Insikasi Kristenisasi).
Namun, Nursyam menjelaskan Kemenag masih terus mendalami adanya indikasi Kristenisasi tersebut. “kita masih terus mendalami hingga saat ini,” ujarnya.
Selanjutanya, Kemenag berencana untuk mengadakan pertemuan untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Pertemuan tersebut rencananya akan digelar akhir pekan ini.
“Jumat (5/12) akan ada pertemuan kembali dengan tim advokat yang melaporkan kasus itu beserta dirjen yang terkasit dengan kegiatan semacam ini. Supaya kita memiliki pemahaman bersama, bahwa jika ada penyebaran agama terhadap umat yang sudah beragama bisa peringatkan, untuk menghindari timbulnya perselisihan lebih jauh,” pungkasnya.