REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan tindakan protes terhadap Polri. Harapan tersebut disampaikan Ketua Presidium IPW Neta S Pane terkait kasus pengendalian demo mahasiswa Pekanbaru di Mushala.
"Kasus ini tidak boleh terulang. sebab mushala adalah tempat ibadah yang harus dihormati semua pihak dan tidak boleh dinistakan" kata Neta melalui penjelasan pers, Senin (1/12).
Menurutnya, Pemeritahan Joko Widodo perlu perlu mengusut tuntas kasus penyerbuan polisi ke Mushala di Pekanbaru. Ia menilai polisi bersikap represif dalam menangani demo mahasiswa di Pekanbaru itu. Bahkan polisi mengejar mahasiswa hingga ke Mushala tanpa membuka sepatu.
Jangan sampai, lanjut dia, masyarakat serta tokoh agama bertindak sendiri dalam menyelesaikan pelecehan serta penistaan terhadap Mushala.
Selain itu, ia mengusulkan, pemerintah perlu membentuk tim independen untuk mengusut kasus tewasnya masyarakat sipil dalam aksi demo di Makassar. Neta menilai Polri tidak serius menuntaskan kasus ini, sehingga, menurutnya, pemerintah harus segera menurunkan tim investigasi.
IPW, kata Neta, mengecam sikap arogan dan represif polisi dalam mengendalikan demo mahasiswa di makassar. Sikap arogan dan represif itu sudah menyebabkan satu orang tewas.
Apalagi, lanjut dia, penyebab kematiannya masih simpang siur. " Ada yang mengatakan ditabrak Watter cannon polisi, ada yang mengatakan tertembak" kata Neta.
Maka, menurut Neta, tim investigasi perlu mengusutnya untuk kemudian membawa pelakunya ke pengadilan.