Senin 01 Dec 2014 04:49 WIB

Tangsel Targetkan tak Ada Lagi Warga Antre MCK

Rep: C93/ Red: Indira Rezkisari
Walikota Tangsel, Airin Rahmi Diani.
Foto: Republika/ Wihdan
Walikota Tangsel, Airin Rahmi Diani.

REPUBLIKA.CO.ID, SETU --- Pemkot Tangsel menargetkan 2016 mendatang seluruh rumah di Kota Tangsel memiliki Mandi Cuci Kakus (MCK) sendiri. Target ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2016.

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany berharap nantinya tidak ada lagi warganya yang mengantre di MCK umum. Bila target tersebut sudah terpenuhi, menurutnya bisa dikatakan masyarakat Tangsel masuk kategori masyarakat sejahtera.

“Tiap rumah memiliki MCK sendiri kan bisa dikatakan, warganya sejahtera. Target ini yang sedang kita canangkan,” katanya, saat ditemui di sela-sela kegiatan Dharma Wanita Provinsi Banten, di Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.

Untuk mewujudkan program tersebut, Pemkot telah melakukan berbagai upaya, seperti kegiatan bedah rumah, penyediaan MCK, hingga pemberian hibah. Airin mengaku belum mengetahui secara pasti ada berapa keluarga yang belum mempunyai MCK. “Persisnya masih didata, nanti kalau sudah ada angkanya saya kasih tahu,” katanya.

Airin mengingkapkan, Pemkot telah menganggarkan dana untuk pembuatan MCK. Pembuatannya dilakukan secara bertahap dengan target sebelum 2017 warga punya kamar mandi sendiri.

Menurut Airin, nantinya Pemkot juga akan membangun MCK untuk umum. Tetapi, meski tempat mandi umum, harus memenuhi standar kesehatan yang layak. Airin tidak ingin MCK umum kondisinya buruk dan malah menimbulkan bibit penyakit.

“Saya tadi sudah lihat beberapa MCK umum di Kranggan. Hasilnya perlu ada perbaikan karena ditemukan masih banyak yang kotor,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel yang baru dilantik, Suharno mengungkapkan, secara keseluruhan MCK umum di pemukiman warga kondisinya masih baik. Kondisi ini menurutnya harus terus dipertahankan mengingat bila MCK kurang baik nantinya akan memudahkan penularan penyakit. “Paling utamanya MCK harus bersih. Kalau sudah kotor rawan menimbukan bibit penyakit,” ungkapnya.

Menurut Suharno, Dinkes terus melakukan pemantauan di beberapa MCK, melalui tim survelains yang ada di masing-masing kecamatan. Tim ini yang mendata masing-masing MCK yang ada dan hasilnya akan dijadikan rujukan untuk evaluasi agar ke depannya bisa lebih bagus lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement