REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hong Kong menawarkan kepada Indonesia untuk mengembangkan konsep "smart city" yang terkoneksi langsung sebagai "sister city" dari Hong Kong. KOnsep yang ditawarkan sekaligus nanti mengoneksikannya dengan kota-kota besar lainnya di Tanah Air.
"Ada banyak yang bisa kita pertukarkan di antaranya konsep smart city yang bisa dikembangkan dengan bantuan kami untuk kepentingan peningkatan layanan pemerintah untuk masyarakat," kata Vice President Hong Kong Computer Society Stephen Lau di Jakarta, Ahad (30/11).
Smart city kata dia bisa dikembangkan di Jakarta seperti halnya Hong Kong dalam hal infrastruktur TIK, green technology, layanan transportasi, dan lain-lain. Ia menambahkan Jakarta juga bisa sekaligus dikoneksikan melalui penggunaan TIK dengan dua kota terbesar lain di Indonesia misalnya Medan dan Surabaya. "Kami siap menyediakan tenaga ahli untuk mewujudkannya," katanya.
Pada kesempatan yang sama Regional Director, South East Asia and India, Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) Dannie Chiu mengatakan Indonesia dan Hong Kong memiliki banyak potensi yang bisa dikerjasamakan. "Kita bisa melakukan bisnis bersama-sama, termasuk misalnya di sektor ICT," katanya.
Hong Kong sendiri saat ini sedang mengukuhkan diri sebagai hub untuk ICT di kawasan Asia Pasifik. Pemerintahnya mengembangkan iklim yang mendukung usaha menjadikan Hong Kong sebagai pusat ekonomi paling bebas di dunia dengan ciri perdagangan bebas, pasar bebas, arus modal yang bebas, dan mata uang yang stabil tanpa intervensi.
Hong Kong juga mengembangkan rezim pajak yang sederhana dan terprediksi dengan mudah, tarif pajak paling rendah di Asia Pasifik, dan nomor tiga terendah di dunia. Pemerintahnya menghabiskan belanja IT mendekati 660 juta dolar AS pada 2012-2013 dan mendekati 890 juta dolar AS pada 2013-2014. Dan terkait dengan IT ke depan, Hong Kong akan meningkatkan layanan berbasis cloud.
Hong Kong sendiri menjadi basis penanaman modal asing hingga mencapai 665,7 miliar dolar AS (sampai akhir 2013).