Sabtu 29 Nov 2014 03:15 WIB

Harga Cabai Diprediksi Turun Akhir November

Pedagang memeriksa cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (6/5).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pedagang memeriksa cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID,MANADO--Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memperkirakan harga cabai rawit di Kota Manado dan sekitarnya akan mengalami penurunan di akhir bulan November 2014.

"Kami memperkirakan harga cabai rawit di Sulut akan mulai turun di akhir bulan ini," kata Wakil Ketua I TPID Sulut Sanny Parengkuan, di Manado, Jumat.

TPID memandang pentingnya koordinasi dari berbagai pihak untuk dapat mengidentifikasi sumber-sumber inflasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikannya, khususnya harga cabai yang menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat di Sulut.

Kerja sama antar daerah diperlukan sehingga dapat diketahui surplus defisit masing-masing daerah penghasil Cabai.

"Daerah yang berlebih pasokan cabainya dapat menginformasikan kepada daerah lain yang kekurangan, sehingga tidak sampai mendongkrak harga ke level yang tinggi," kata Sanny.

Pemerintah provinsi akan mendukung kerjasama tersebut dengan menjamin kelancaran

distribusi dari satu daerah ke daerah lainnya.

Diperoleh informasi bahwa tersedia pasokan cabai yang cukup banyak dari Kabupaten Bolang Mongondow Timur, Minahasa dan Gorontalo yang selama ini menjadi daerah penyuplai Cabai bagi Kota Manado.

"Dengan pasokan tersebut, diharapkan harga cabai akan berangsur turun di akhir bulan ini," tuturnya.

Untuk menjaga tingkat harga yang terjangkau, ia menghimbau kepada pedagang untuk tidak melakukan spekulasi harga. Karena akan berdampak pula kepada daya beli masyarakat umum dan perekonomian Sulut secara umum, ungkapnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Luctor Tapiheru menyampaikan dampak pengurangan subsidi BBM terhadap tingkat Inflasi Kota Manado yang menjadi representasi dari Inflasi Propinsi Sulut.

Diperkirakan kenaikan premium sebesar Rp2OOO/liter akan memberikan tambahan inflasi sebesar 2,12 persen, ujarnya. Selain berasal dari dampak langsung pengurangan subsidi BBM, lanjutnya tambahan inflasi juga berasal dari dampak tidak langsung berupa kenaikan tarif angkutan dalam kota.

Dengan perhitungan tersebut, BI memproyeksikan inflasi Propinsi Sulut pada November 2014 sebesar 1,57persen plus minus 1 persen (mtm) dan 7,52 persen plus minus 1persen (yoy). Dan, pada akhir tahun 2014 sebesar 1,86 plus minus 1 persen (mtm) dan inflasi tahunan sebesar 7,59 plus minus 1 persen (yoy).

Secara berturut-turut TPlD Kota Manado dan TPID Sulut menggelar rapat koordinasi pada tanggal 24 dan 25 November 2014, dengan dipimpin oleh Walikota Manado dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Propinsi Sulawesi Utara.

Harga cabai rawit di Kota manado mengalami penurunan mulai hari ini menjadi Rp97.600 per kilogram atau turun 8,44 persen dari sesi perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp106.600 per kg.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement