Jumat 28 Nov 2014 16:49 WIB

Fadli Zon: Polisi tak Perlu Represif Tangani Demo Kenaikan BBM

Rep: C89/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aksi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi/ca
Aksi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil ketua DPR RI, Fadli Zon menghimbau aparat kepolisian tidak perlu represif dalam mengamankan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM. Menurutnya, sikap tersebut bisa memancing demonstrasi lanjutan yang lebih anarkis lagi.

"Kita menghimbau Polisi tidak perlu represif terhadap Demo tolak BBM. Karena bisa memancing demo yang lebih anarkis lagi,"ujar Fadli, di Kompleks Parlemen, Jumad (28/11).

Fadli mengatakan, DPR telah banyak mendapat komplain dari berbagai kalangan, baik mahasiwa, buruh, dan lainnya tentang sikap polisi diatas. Ia menyayangkan hal tersebut, karena menurutnya aksi unjuk rasa merupakan sarana untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. 

"Jadi kita menghimbau, penanganan lebih profesional dan persuasif,"tukasnya. Mengenai pendekatan profesional, menurutnya dalam menangani demonstrasi tentu ada prosedur tetapnya. Ia melihat belakangan ini, kurang memiliki kejelasan bagaimana prosedur penanganan di lapangan.

"Kadang-kadang pake gas air mata, yang kita tidak tahu bahannya apa,"ungkap Fadli.

Untuk itu, kata dia, dalam waktu dekat DPR akan memanggil Polri untuk meminta penjelasan bagaimana prosedur penaganan di lapangan. Termasuk kandungan kimia saja yang terdapat dalam gas air mata.

"Iyah nanti, kita akan minta keterangan, pasti,"tegasnya. Pada intinya menurut Fadli, kuncinya ada pada kedisipilinan. Kalau polisi disiplin menjalankan secara profesional, serta dalam standar prosedur yang ditetapkan, maka tidak akan ada korban dalam sebuah aksi masa seperti ini.

"Saya melihat kuncinya ada pada kedisipilinan,"tandasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement