Jumat 28 Nov 2014 03:53 WIB

Supreme Energy Mulai Eksplorasi Panas Bumi Gunung Rajabasa 2015

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Julkifli Marbun
Energi panas bumi. Ilustrasi.
Foto: greenfieldenergyco.com
Energi panas bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setelah memegang izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) Gunung Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, PT Supreme Energy Rajabasa (SERB), menjadwalkan mulai melakukan pengeboran perdana sumur panas bumi paling cepat 6 Oktober 2015.

"Dalam rencana kami, setelah IPPKH dipegang, kami mulai eksplorasi mengebor sumur RB-A Oktober tahun depan," kata Erwin PF, senior SHE Enginer and Community Relation PT SERB, di Bandar Lampung, Kamis (27/11) petang.

Setelah keluar IPPKH, kata dia, pihaknya mulai membangun dermaga dan pekerjaan sipil dan infrastruktu sejak April hingga Mei 2014. Setelah itu, ia mengemukakan baru melakukan studi kelayakan pada 29 Januari 2015. "Finansial close atau produksi pada 14 Oktober 2017," ujarnya.

Menurutnya, pada 14 Oktober 2017 mulai dibangun pembangkit dan selesai dua tahun kemudian, baru dapat dijual ke PT PLN,dan didistribusikan dayanya kepada masyarakat khususnya di wilayah Lampung.

Erwin menepis produksi panas bumi akan dijual ke luar Lampung. Pihaknya tetap komitmen untuk menjual dayanya ke PLN, lalu didistribusikan ke Lampung, untuk menutupi krisis energi listrik di Lampung dan Sumbagsel. Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Rajabasa ini sebesar 2x110 megawatt (MW), sedangkan Lampung defisit listrik 230-280 MW.

Kehadiran proyek panas bumi di Gunung Rajabasa adalah bagian dari proyek nasional percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap II berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2010. "Saat ini, kami terus melaukan sosialisasi kepada masyarakat setempat, dan memberikan bantuan dan pendampingan keterampilan, agar perekonomian warga menigkat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement